PANDANGAN AGAMA TERHADAP IPTEK
Oleh :
v Kadek Ayu Ananda Maharani (18C10012)
v Ni Wayan Ayu
Eka Perantini (18C10013)
v Ni Putu
Indah Candra Kusuma Yanti (18C10033)
v Ni Kadek
Katarina Ayu Damayanti (18C10036)
v Ni Putu
Kristiani (18C10038)
v Ni Putu
Meilisa Erlina Kusuma Dewi (18C10043)
v Luh Putu
Rena Dewi Agustini (18C10051)
v Ni Luh Riana
Octaviani (18C10052)
v Ni Putu Rika
Zeni Pranawati (18C10053)
v Ni Made Sri
Ari Ratih (18C10058)
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
ILMU
KEPERAWATAN
TAHUN
AJARAN 2018/2019
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan
ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat
ditawar-tawar lagi, karena itu tidak mengherankan jika secara internal muncul
pendapat-pendapat yang secara apriori.
Dalam membahas peranan agama dalam pengembangan iptek
nasional ini, kami tidak akan berbicara secara teoritik umum. Mengingat iptek
yang kita bicarakan adalah iptek dalam konteks nasional, maka peranan yang
dimainkan oleh agama dalam hal ini pun berada dalam konteks nasional pula. Ada
beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek :
(a)
Berseberangan atau bertentangan.
(b)
Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai.
(c)
Tidak bertentangan satu sama lain.
(d)
Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.
Pola hubungan pertama adalah pola
hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang dianggap benar oleh agama
dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula
sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek akan menjauhkan
orang dari keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan
orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni
ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah
terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi
mengitari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa matahari lah yang
mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena
dianggap menyesatkan masyarakat.
Pola hubungan
kedua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika kebenaran iptek
yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat disangkal sementara
keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah
menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai
wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari
kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi,
akan diselesaikan dengan menganggapnya berada pada wilayah yang berbeda. Dalam
pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak dikaitkan dengan
penghayatan dan pengamalan agama seseorang karena keduanya berada pada wilayah
yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal, pengembangan yang satu tidak
mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi
dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari
urusan negara/masyarakat.
Pola ketiga adalah pola hubungan
netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran agama tidak bertentangan
dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi.
Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak
dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan
seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk
mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk
mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam
masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama
dan negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu,
persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau
dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola
hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.
Pola hubungan yang ke empat adalah
pola hubungan yang positif. Terjadinya pola hubungan seperti ini mensyaratkan tidak
adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan serta kehidupan
masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi
dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung pengembangan iptek tapi pengembangan
iptek tidak mendukung ajaran agama, pengembangan iptek mendukung ajaran agama
tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan iptek, dan ajaran agama
mendukung pengembangan iptek dan demikian pula sebaliknya.
Dalam wujud pertama, pendalaman dan
penghayatan ajaran agama akan mendukung pengembangan iptek walau pengembangan
iptek tidak akan mendorong orang untuk mendalami ajaran agama. Sebaliknya,
dalam wujud ke dua, pengembangan iptek akan mendorong orang untuk mendalami dan
menghayati ajaran agama walaupun tidak sebaliknya terjadi. Pada wujud ke tiga,
pengembangan iptek akan mendorong orang untuk lebih mendalami dan menghayati
ajaran agama dan pendalaman serta penghayatan ajaran agama akan mendorong orang
untuk mengembangkan iptek.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1 Apa pengertian Agama dan IPTEK ?
1.2.2 Bagaimana Pandangan Agama Hindu
terhadap IPTEK ?
1.2.3 Bagaimana Pandangan Agama Islam
terhadap IPTEK ?
1.2.4 Bagaimana Pandangan Agama Kristen
terhadap IPTEK ?
1.2.5 Apa dampak
positif dan dampak negatif IPTEK ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Agama
dan IPTEK.
1.3.2 Untuk mengetahui Pandangan Agama
Hindu terhadap IPTEK.
1.3.3 Untuk mengetahui Pandangan Agama
Islam terhadap IPTEK.
1.3.4 Untuk mengetahui Pandangan Agama
Kristen terhadap IPTEK.
1.3.5 Untuk mengetahui dampak positip
dan dampak negatif IPTEK.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Agama Dan IPTEK
Agama menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya.
Agama (Sanskerta, a = tidak; gama
= kacau) artinya tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk
mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio (dari religere, Latin) artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan
dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan
atau memulihkan hubungannya dengan Tuhan.
Dari sudut sosiologi, agama
adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang
percaya pada suatu kekuatan tertentu (yang supra natural) dan berfungsi agar dirinya
dan masyarakat selamat. Agama merupakan suatu sistem sosial yang dipraktekkan
masyarakat, sistem sosial yang dibuat manusia (pendiri atau pengajar utama
agama) untuk berbhakti dan menyembah Tuhan.
Dari
sudut kebudayaan, agama adalah salah satu hasil budaya. Artinya, manusia
membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta
peradabannya. Dengan itu, semua bentuk-bentuk penyembahan kepada Tuhan (misalnya
nyanyian, pujian, tarian, mantra, dan lain-lain) merupakan unsur-unsur
kebudayaan. Dengan demikian, jika manusia mengalami kemajuan, perubahan,
pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan, maka agama pun mengalami hal yang
sama. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan ritus, nyanyian, cara
penyembahan (bahkan ajaran-ajaran) dalam agama-agama perlu diadaptasi sesuai
dengan sikon dan perubahan sosio-kultural masyarakat.
Secara umum, agama adalah upaya manusia untuk
mengenal dan menyembah Tuhan (yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta
kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada manusia), upaya tersebut dilakukan
dengan berbagai ritus (secara pribadi dan bersama) yang ditujukan kepada Tuhan.
Secara khusus, agama
adalah tanggapan manusia terhadap penyataan
Tuhan. Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal Tuhan, maka
Ia menyatakan Diri-Nya dengan berbagai cara agar mereka mengenal dan
menyembah-Nya.
Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu
pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk mencari, menyelidiki, lalu
menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang
sudah teruji akan kebenarannya.
Pengetahuan adalah
suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat dari
pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena
kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan
sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
Teknologi adalah
suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang
maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan
berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.
IPTEK
adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang
dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang
bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu
sendiri.
Kesimpulannya,
ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan
teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal
dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling
mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.
2.2 Pandangan
Agama Hindu terhadap IPTEK
Agama Hindu (disebut pula Hinduisme) merupakan agama
dominan di Asia Selatan terutama
di India dan Nepal
yang mengandung aneka ragam tradisi. Agama ini meliputi berbagai aliran di
antaranya Saiwa, Waisnawa, dan Sakta
serta suatu pandangan luas akan hukum dan aturan tentang "moralitas
sehari-hari" yang berdasar pada karma,
darma, dan norma
kemasyarakatan. Agama Hindu cenderung seperti himpunan berbagai pandangan
filosofis atau intelektual, daripada seperangkat keyakinan yang baku dan
seragam.
Agama
Hindu disebut sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan
hingga kini, dan umat Hindu
menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma artinya "darma
abadi" atau "jalan abadi" yang melampaui asal mula manusia.
Agama ini menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh
umatnya tanpa memandang strata, kasta,
atau sekte seperti kejujuran, kesucian, dan
pengendalian diri.
Para
ahli dari Barat memandang
Hinduisme sebagai peleburan atau sintesis dari berbagai tradisi dan kebudayaan
di India, dengan pangkal yang beragam dan tanpa tokoh pendiri.
Pangkal-pangkalnya meliputi Brahmanisme (agama Weda Kuno), agama-agama masa
peradaban lembah Sungai Indus, dan tradisi
lokal yang populer. Sintesis tersebut muncul sekitar 500–200 SM, dan tumbuh
berdampingan dengan agama Buddha hingga abad ke-8.
Dari India Utara,
"sintesis Hindu" tersebar ke selatan,
hingga sebagian Asia
Tenggara. Hal itu didukung oleh Sanskritisasi. Sejak abad ke-19,
di bawah dominansi kolonialisme Barat
serta Indologi
(saat istilah "Hinduisme" mulai dipakai secara luas), agama Hindu
ditegaskan kembali sebagai tempat berhimpunnya aneka tradisi yang koheren
dan independen.
Pemahaman populer tentang agama Hindu digiatkan oleh gerakan "modernisme
Hindu", yang menekankan mistisisme
dan persatuan tradisi Hindu. Ideologi Hindutva
dan politik Hindu muncul pada abad ke-20
sebagai kekuatan politis dan jati diri bangsa India.
Praktik keagamaan Hindu meliputi
ritus sehari-hari (contohnya puja
(sembahyang) dan pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari tertentu, dan
penziarahan. Kaum petapa yang disebut sadu
(orang suci) memilih untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat
Hindu pada umumnya, yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan
melaksanakan tapa brata selama sisa hidupnya demi mencapai moksa.
Susastra
Hindu diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok: Sruti (apa yang "terdengar") dan Smerti (apa yang "diingat"). Susastra tersebut memuat teologi, filsafat, mitologi, yadnya
(kurban), prosesi ritual, dan bahkan kaidah arsitektur
Hindu. Kitab-kitab utama di antaranya
adalah Weda, Upanishad
(keduanya tergolong Sruti), Mahabharata, Ramayana,
Bhagawadgita, Purana,
Manusmerti, dan Agama (semuanya tergolong Smerti).
Dengan penganut sekitar 1 miliar
jiwa, Agama Hindu merupakan agama terbesar ketiga di dunia, setelah Kristen dan Islam.
Dalam Hindu ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagungkan
sebagai suatu anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang didasari dharma, sehingga
ketika sesorang memanfaatkan pengetahuan itu diharapkan selalu mengingat Ida
Sang Hyang Widhi Wasa sebagai suatu bentuk pengamalan dari berkarma berdasarkan
dharma, dan Kemudahan serta kenikmatan yang dapat diberikan oleh hasil
pengembangan Iptek itu tentunya patut disyukuri sebagai sebagai anugerah Tuhan.
Dengan pengembangan Iptek yang tepat
dan akurat, berbagai hal dapat dilakukan dengan cepat praktis dan dapat memberi
kemudahan dalam menjalankan kehidupan ini tetapi tetap berdasarkan dharma
sehingga keseimbangan antara hal-hal tersebut dapat tercapai sekaligus tujuan
hidup manusia untuk kebebasan didunia dan moksa dengan berdasarkan dharma.
Bahwa dalam Hindu iptek adalah suatu hal yang memang merupakan suatu hal
yang sangat penting, Karena Hindu mengagungkan ilmu pengetahuan sebagai suatu
anugerah Tuhan untuk dapat didaya gunakan dengan baik oleh manusia sehingga
dapat mempermudah manusia dalam kehidupannya, tetapi kembali lagi kepada azas
tunggal yang tidak dapat diabaikan, bahwa setiap hal harus dilakukan berdasarkan dharma, sehingga keseimbangan
hidup dapat dicapai yang menuju pada tercapainya tujuan hidup dalam agama Hindu
yaitu “Mokshartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma”.
2.3
Pandangan Agama Islam terhadap IPTEK
Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami
pengertian agama Islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi
pengertian tentang ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dari segi kebahasaan Islam berasal
dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa,
dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang
berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu, orang yang berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah Swt. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan akhirat.
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu, orang yang berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah Swt. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan akhirat.
Dari pengertian kebahasaan ini, kata
Islam dekat dengan arti kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh,
hutang, balasan, dan kebiasaan. Pengertian Islam demikian itu, menurut Maulana
Muhammad Ali dapat dihami dari firman Allah yang terdapat pada ayat 202 surat
AI-Baqarah yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan,
sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan.
Dengan demikian, perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada "I'uhan”. Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri. Demikianlah pengertian Islam dari segi kebahasaan sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai sumber yang dikemukakan para ahli.
Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan.
Dengan demikian, perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada "I'uhan”. Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri. Demikianlah pengertian Islam dari segi kebahasaan sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai sumber yang dikemukakan para ahli.
Adapun pengertian Islam dari segi
istilah akan kita dapati rumusan yang berbeda-beda. Harun Nasution misalnya
mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai agama), adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad Saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang
bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia. Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam ada¬lah
agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan
atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama Islam selaras
benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh nabi
Allah, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat kitab suci Al-quran, melainkan
pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya kepada
undang-undang Allah, yang kita saksikan pada alam semesta.
Berdasarkan pada keterangan
tersebut, maka kata Islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang
bersumber pada wahyu yang datang dari Allah Swt. bukan berasal dari manusia,
dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad Saw. Posisi nabi dalam agama Islam
diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut
kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam
memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh praktiknya. Namun
keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang dibolehkan Tuhan.
Dengan demikian, secara istilah
Islam adalah nama bagi suatu agama yang berasal dari Allah Swt. Nama Islam
demikian itu memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata
Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia
atau dari suatu negeri. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan
sendiri.
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) menurut pandangan Al-Qur’an mengundang kita untuk
menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya. Menurut
ulama terdapat 750 ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang alam beserta
fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 31 yang artinya :“Dan dia ajarkan
kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian diperintahkan kepada malaikat-malaikat,
seraya berfirman “Sebutkan kepadaku nama semua (benda) ini, jika kamu yang
benar”. Dari ayat di atas yang dimaksud nama-nama adalah sifat, ciri, dan hukum
sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam semesta. Adanya
potensi tersebut, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta
ketidakmampuan alam untuk membangkang pada perintah dan hukum-hukum Tuhan,
menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam.
Karenanya, semua itu menghantarkan pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan
alam itu merupakan buah dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’an
memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya.
Jangankan manusia biasa, Rasul Allah Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha
dan berdoa agar selalu ditambah pengetahuannya (QS Yusuf : 72).
Hal
ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan
memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu, laju IPTEK
memang tidak dapat dibendung, hanya saja manusia dapat berusaha mengarahkan
diri agar tidak diperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta dan IPTEK yang
dapat membahayakan dirinya dan yang lainnya.
Syarat
bangkitnya Ilmu Pegetahuan dan Teknologi (IPTEK) di kalangan Islam. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh kalangan Islam apabila berkehendak untuk
membangkitkan kembali IPTEK di dunia Islam.
Pertama, kita harus menyadari
dan memahami kembali bahwa tugas kekhalifahan tidak lain adalah memakmurkan
bumi dan berupaya menciptakan bayang-bayang surga di bumi. Alat untuk mengemban
tugas tersebut adalah IPTEK.
Kedua, kita harus mampu
menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam wahyu yang pertama kali turun. Jika
diperhatikan kata iqra’ (baca), maka kita akan dapati bahwa tidak ada obyek
khusus yang harus di baca, tetapi obyeknya bersifat umum, meliputi segala
sesuatu yang dapat dijangkau oleh kata tersebut, yaitu alam semesta, masyarakat
dan manusia itu sendiri.
Ketiga, kalangan Islam harus
menyadari dan memahami bahwa hampir seperdelapan ayat-ayat Al-Qur’an sebenarnya
kita ditegur, agar kalangan Islam senantiasa mempelajari alam semesta, untuk
berfikir dengan menggunakan penalaran yang sebaik-baiknya, untuk menjadikan
kegiatan ilmiah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat
Islam.
Keempat, kita harus ingat sabda
Nab Muhammad SAW : “ Sesungguhnya orang yang berilmu adalah pewaris Nabi” ,
kalimat tersebut mempunyai dua sisi yang merupakan satu kesatuan. Sisi pertama,
memang orang berilmulah yang berhak disebut sebagai pewaris Nabi, dan sisi
kedua, orang-orang yang mewarisi akhlak Nabilah yang layak disebut sebagai
pewaris Nabi. Dengan demikian orang memiliki ilmu dan berakhlakul karimah Nabi
yang layak disebut pewaris Nabi dalam segala bidang ilmu apapun yang
ditekuninya.
Kelima, kita harus menyadari dan
memahami bahwa Al-Qur’an QS Az Zumar ayat 9 menekankan bahwa
apakah sama orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dengan orang-orang yang tidak
berpengetahuan. Ayat di atas merupakan sindiran untuk menyadarkan
kalangan Islam agar mempunyai kesadaran ilmiah.
Keenam, Para penguasa (pengambil
keputusan) hendaknya menyadari dan memahami bahwa kedudukan mereka sangat
startegis dalam menumbuhkan suasan kehidupan ilmiah, karena tumbuh suburnya
IPTEK tergantung pada kebijakan-kebijakan yang dilahirkan.
Ketujuh, para konglongmerat
muslim seharusnya bersatu dalam suatu wadah untuk membiayai proyek atau program-program
yang berkenaan dengan pengembangan IPTEK.
Kedelapan, para pengasuh pondok
pesantren mulai membuka diri pada IPTEK, dengan memasukkan IPTEK pada kurikulum
dan kegiatannya, tanpa menggeser agama.
Dari
delapan syarat di atas, merupakan faktor penting bagi kebangkitan IPTEK di
kalangan Islam.
2.4 Pandangan Agama Kristen terhadap IPTEK
Kekristenan
atau Kristianitas atau agama
Kristen adalah agama Abrahamik monoteistik
berasaskan riwayat hidup dan ajaran
Yesus Kristus,
yang merupakan inti sari agama ini. Agama
Kristen adalah agama terbesar di dunia, dengan lebih dari 2,4 miliar pemeluk,
atau 33% dari populasi global, yang disebut "umat
Kristen", atau "umat Kristiani". Umat Kristen percaya bahwa Yesus
adalah Anak Allah
dan Juru Selamat umat manusia yang datang
sebagai Mesias
(Kristus)
sebagaimana dinubuatkan dalam Alkitab Perjanjian
Lama.
Teknologi Kristen terangkum dalam
syahadat-syahadat seperti Syahadat Para Rasul dan Syahadat Nikea. Syahadat atau
pengakuan-pengakuan iman ini berisi pernyataan bahwa Yesus telah menderita sengsara, wafat, dimakamkan,
turun ke alam maut, dan bangkit
dari maut, untuk mengaruniakan kehidupan kekal kepada siapa saja yang
percaya kepadanya dan mengandalkannya demi beroleh pengampunan atas dosa-dosa
yang telah mereka perbuat. Syahadat-syahadat ini juga menyatakan bahwa Yesus
secara jasmaniah naik ke surga, tempat ia memerintah
bersama Allah Bapa
dalam persekutuan Roh Kudus, dan bahwa ia kelak datang kembali untuk menghakimi orang-orang hidup dan orang-orang
mati, serta mengaruniakan kehidupan kekal bagi para pengikutnya. Inkarnasi, karya pelayanan, penyaliban, dan kebangkitannya seringkali
disebut "Injil",
yang berarti "kabar baik". Injil juga berarti catatan-catatan riwayat
hidup dan ajaran Yesus, empat di antaranya Injil Matius,
Injil Markus,
Injil Lukas,
dan Injil Yohanes
dianggap kanonik (sahih) dan dijadikan bagian dari Alkitab
Kristen.
Agama Kristen adalah agama Abrahamik
yang bermula sebagai sebuah sekte dari agama Yahudi era Kenisah kedua pada pertengahan
abad pertama tarikh Masehi. Sekte ini berasal dari Yudea, kemudian menyebar dengan pesat ke Eropa, Syam, Mesopotamia,
Anatolia,
Transkaukasia, Mesir, Etiopia,
serta India,
dan pada akhir abad ke-4 telah menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.
Sesudah Abad Penjelajahan, agama Kristen menyebar pula
ke Benua Amerika,
Australasia,
Afrika Sub-Sahara, dan ke segenap penjuru dunia
melalui karya misi dan kolonialisme.
Agama Kristen telah berperan besar dalam
pembentukan Peradaban Dunia Barat.
Sepanjang sejarahnya, agama Kristen telah mengalami skisma
dan sengketa teologi yang memunculkan bermacam-macam gereja dan denominasi. Tiga cabang agama Kristen yang
terbesar di dunia adalah Gereja Katolik, Gereja
Ortodoks Timur, dan sekumpulan besar denominasi Kristen
Protestan. Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur saling
memutuskan hubungan persekutuan dalam peristiwa Skisma Timur–Barat pada 1054, sementara Mazhab
Kristen Protestan muncul pada zaman reformasi abad ke-16 sebagai pecahan dari
Gereja Katolik.
Adakah IPTEK dalam alkitab ?
Dari tinjauan
Alkitab ini bisa disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah
manusia. Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai
gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi. Yesus sendiri adalah
pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK. Kita
harus ingat bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu. Ia adalah seorang yang
mengerti pondasi dan mekanika tanah. Yesus tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi
manusia akan IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan penciptaan
IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya
terhadap Yesus, manusia dan alam semesta.
Perintah Yesus Untuk Manusia
Manusia
diberikan kebebasan mutlak oleh Tuhan untuk menguasai alam ini seperti yang
tertulis didalam Kejadian. Alat–alat perlangkapan yang
diciptakan hendaknya ditujukan yakni untuk memuji nama Tuhan.
Jadi, manusia
yang diberi kebebasan mutlak oleh Tuhan harus menguasai alam ini termasuk
teknologi yang diciptakan dengan tujuan yang baik dan yang terutama untuk
memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Yesus Dalam Dunia Yang Berubah Cepat
Perubahan cepat
yang dirasakan pada kehidupan manusia di sebabkan oleh modernisasi. Perubahan
yang baru dikenal oleh manusia dapat menimbulkan keputusaan
pada sebagian orang. Unsur yang paradoksal dapat kita jumpai dalam kitab
Yohanes tentang masalah dunia. Yohanes menyatakan bahwa Yesus mengasihi dunia ini,
sedangkan dalam Yohanes dijelaskan bahwa: Yesus berdoa supaya dunia tempat
murid-murid Yesus berada dilindungi, diberkati oleh ALLAH dari yang jahat.
Dalam hal ini, Yesus menuntut agar setiap manusia mau bertobat dan memulai
kehidupan yang baru agar manusia tidak serupa dengan dunia yang penuh dengan
teka-teki kehidupan dan perubahan cepat. Perubahan yang terjadi dalam dunia
tidak dapat mengalahkan perubahan hidup yang baru yang hanya terjadi didalam
Yesus.
Tugas gereja
pada sekarang ini dan mendatang dimana IPTEK mencapai kemegahannya dapat
memanfaatkan teknologi untuk pelayanan gereja sehingga mampu membuat manusia
seutuhnya mengabdi kepada Yesus bapa. Gereja
harus memikirkan bagaimana program pelaynan, kesaksian dan persekutuan dapat
diisi secara manusiawi dan bertanggung jawab dihadapan Yesus melalui teknologi. Untuk menghadapi perubahan dunia yang
begitu cepat gereja harus berperan didalamnya untuk memperhatikan
generasi-generasi muda saat ini (anak-anak & remaja) agar mereka tidak
diperbudak oleh teknologi, jika tidak maka gereja akan kehilangan generasi.
Hubungan Timbal
Balik antara Iman dengan IPTEK
Teknologi dapat bertentangan dengan
iman, sebagai contohnya:
·
IPTEK dapat
menjadi berhala karena dapat menjelaskan segala perkara, masalah hidup dan
memenuhi harapan manusia. Maka IPTEK dijadikan dewa dan manusia tidak memerlukan
Tuhan
Menciptakaan
keadaan tak bernorma. Ini telah terbukti dimana teknologi audio dan visual
seperti alat-alat elektronik, telah menciptakan dunia hiburan yang tak
bermoral.
Teknologi
termasuk alat bukan tujuan, Contoh yang jelas adalah perkembangan teknik
nuklir. Penemuan tenaga atom adalah suatu penemuan yang hebat. Sama pentingnya
dengan penemuan api oleh manusia purba. Tetapi jika di dalam penggunaan tenaga
nuklir itu kita tidak bertanya, “Untuk apa tenaga itu akan kita pergunakan?”
maka tenaga nuklir itu akan menjadi alat yang dipergunakan manusia untuk
menghancurkan diri sendiri.
Teknologi Dan
Iman Dapat Menjadi Persekutuan, sebagai
contoh:
Alkitab menyatakan kepada kita beberapa
tuntunan yang jelas tentang Teknologi:
1. Teknologi adalah tugas
Pengaruh Kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap Kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Yesus kepada manusia. “Yesus memberkati mereka, lalu Yesus berfirman
kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Artinya, Tuhan
memerintahkan kita seabagai manusia untuk menguasai segala yang ada di bumi
termasuk teknologi untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
2.
Teknologi harus sesuai dengaan nilai moral
Setiap Orang Percaya dapat menggali dan mempergunakan
teknologi sesuai dengan nilai-nilai moral,
dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Teknologi juga
digunakan harus sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di dalam masyarakat. Jika tidak
demikian maka teknologi justru akan membawa dampak buruk bagi kehidupan.
Iman Kristen
Dalam Iptek
Kekristen dengan ilmu pengetahuan dapat saling menopang satu sama lain, atau sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali
ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran
fundamental dalam agama yang dapat menggoyahkan iman percaya Kristen.
Agama mengalami
pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan. Alkitab yang
tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang
tidak sama cara pemikirannya dari zaman ke zaman.
Apakah Iman dan Ilmu bertentangan?
Di
dalam dunia ini tidak ada hal yang baru untuk diciptakan. Science is discovery
of truth yang berarti segala sesuatu di dunia ini telah ada, namun perlu
ditemukan oleh manusia itu sendiri melalui ilmu pengetahuan. Iman mengandung
makna “percaya walau tidak melihat”. Sama seperti otak manusia dimana kita
percaya bahwa kita memiliki otak yang menjadi pusat hidup manusia walau kita
tidak pernah melihat otak itu. Olah sebab itu, dibutuhkan ilmuan-ilmuan untuk
meneliti dan menemukan bagaimana bentuk dan cara kerja otak itu. Ilmu
pengetahuan adalah sebagai penopang Iman untuk sesuatu hal yang mustahil namun
tidak semua hal Iman dapat dijelaskan melalui ilmu pengetahuan. Hal-hal Iman
tersebut banyak kita temukan dalam Alkitab; Laut Tiberau yang terbelah dua, Tembok
kota Yeriko yang runtuh, air biasa manjadi anggur, hingga kebangkitan Yesus.
Maka Yesus berkata kepadanya, "Engkau
percaya karena sudah melihat Aku, bukan? Berbahagialah orang yang percaya
meskipun tidak melihat Aku!".
Ini perkataan yang ditujukan Yesus kepada Thomas karena dia tidak akan percaya
pada murid-murid lainnya yang telah melihat Yesus yang bangkit sebelum ia
sendiri melihat dan menaruh tangannya pada tangan dan kaki Yesus yang dipaku.
Iman Kristen adalah percaya mendahului
pengetahuan yang berarti “Percaya dulu pada Allah baru kita dapat mengenal DIA”
karena DIA tidak dapat dibuktikan melakui ilmu pengetahuan manusia yang
terbatas. Untuk memperoleh ilmu
sejati, pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN.
Orang bodoh tidak menghargai hikmat dan tidak mau diajar. Hiduplah takut
akan Yesus dengan menghormati-NYA sebagai Tuhan, maka DIA akan menolong kita
untuk mengerti akan hal-hal yang sulit dipahami.
Sumber IPTEK adalahYesus
Alkitab
mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang
yang berpengertian memperoleh bahan pertimbanngan. Dari ayat ini kita bisa
lihat bahwa Yesus sebenarnya
menghendaki manusia terus mengembangkan diri, menambah ilmu, dan menambah pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu
menjauhi IPTEK tapi justru terus mengembangkannya
menjadi lebih baik lagi untuk kemuliaan Tuhan.
Ilmu
pengetahuan & teknologi memilki dua sisi yaitu sisi
negatif dan sisi positif. Bailklah kita sebagai manusia harus
bisa dan memang seharusnya menggunakan teknologi untuk hal-hal positif dan yang pasti tujuan utamanya adalah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan Allah yang adalah pencipta kita. Segala
kemuliaan bagi Yesus.
2.5 Dampak Positif dan Dampak Negatif IPTEK
·
Dampak
Positif
1.
Memberikan berbagai kemudahan
Maksudnya adalah bhwa perkembangan IPTEK mampu membantu
manusia dalam beraktifitas. Terutama sekali yang berhubungan dengan kegiatan
perindustrian dan telekomunikasi. Namun demikian, dampak dari perkembangan
IPTEK juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya
membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan
peralatan mesin.sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan
tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang
banyak. Ini adalah contoh kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam
membantu aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Mempermudah meluasnya berbagai informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita,
dimana tanpa informasi sudah ketinggalan kita akan serba ketinggaln. terlebih
lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini
memaksa kita untuk mau tidak mau harus bias dan selalu mendapatkan berbagai
informasi. Pada masa dahulu, kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini
di karenakan kegiatan tersebut masih di lakukan secara tradisional baik itu
secara lisan maupun dengan menggunakan sepucuk surat. Namun sekarang kegiatan
semacam ini sudah hamper punah, dimana perkembangan IPTEK telah merubah
segalanya, dan kitapun tidak perlu menunggu lama untuk mengirim atau menerima
berita.
3.
Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat
canggih, dimana hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi
menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan iptek, peralatan elektronok
seperti komputer, internet, dan hanphone (Hp) sudah menjadi benda yang
menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya,
bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif
perkembangan iptek di era globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan
wawasan masyarakat kita.
·
Dampak
Negatif
1.
Mempengaruhi pola berpikir
Masyarakat kita adalah masyarakat yang agresif dan
penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai
perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan
tersebut tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak
terhadap pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya
masyarakat kita di cekoki dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari
berbagi media elektronik.
2.
Hilangnya budaya Tradisional
Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal,
perhotelan dll, mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan
dalam perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini
berubah menjadi pasar modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan
remaja yang sekarang sudah mengarah kepada pergaulan bebas.
3.
Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan umber daya
alamnya, namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang
sedang berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak
mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara
maju. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang
lalu sekitar di bawah tahun 2004, kota Pecan baru yang terletak di
propinsi Riau, lebih di kenal sebagi kota “Seribu Hutan”, namun
dalam waktu yang relative singkat, istolah seribu hutan kini telah berubah
menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko” di mana dalam
waktu yang singkat, perkembangan pembanguna di kota ini amat sangat pesat.
Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri, Perhotelan, Mal, dan
Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-mana.akibatnya
aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak menimbulkan berbagai
macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi tejadi di mana-mana.
Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga ke anak cucu.
§ HASIL WAWANCARA :
MENURUT
AGAMA HINDU
Menurut Narasumber:
I MADE RIANA, S.PdH., M.PdH
Pandangan agama
menurutkemajuan ilmu pengetahuan teknologi, Menurut Pak Ryan, pengetahuan itu
akan terus maju tiap tahun itu akan berkembang seperti misalnya dalam upacara
yadnya seperti pengabenan yang dulunya di pundak atau di tegen istilah ,
sekarang sudah memakai mobil pada saat upacara melasti pun sekarang sudah
menggunakan teknologi , yang dulunya jalan kaki sekarang sudah memakai
kendaraan. Itu penting karena perkembangan zaman tidak boleh kita tinggalkan ,
maka dari itu agama juga akan berkembang seiring dengan kemajuan teknologis.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita.
Apakah kita sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada
kesiapan pribadi masing-masing. Diantara penyikapan terhadap kemajuan
IPTEK masa terdapat tiga kelompok, yaitu:
(1)
Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi
hasil-hasil IPTEK modern.
(2)
Kelompok yang bekerja dengan IPTEK modern, tetapi berusaha juga mempelajari
sejarah dan filsafat ilmu.
(3)
Kelompok yang percaya adanya IPTEK dan berusaha membangunnya.
Perkembangan iptek adalah hasil dari
segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan
iptek. Adapun dampak positif maupun negatif dalam perkembangan iptek, kemajuan
dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan
umat manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang
amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh
perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai
nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama,
moral, dan kemanusiaan.
3.2
Saran
Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar
dapat mewujudkan IPTEK secara seimbang di negeri yang tercinta ini yaitu
Indonesia. Yakni melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, potensi,
perbaikan sistem ekonomi, serta menerapkan budaya. Dengan demikian,
perkembangan IPTEK dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.
Comments
Post a Comment