PANDANGAN AGAMA TERHADAP IPTEK


  
Oleh :
v  Kadek Ayu Ananda Maharani                                     (18C10012)
v   Ni Wayan Ayu Eka Perantini                                      (18C10013)
v   Ni Putu Indah Candra Kusuma Yanti                          (18C10033)
v   Ni Kadek Katarina Ayu Damayanti                            (18C10036)
v   Ni Putu Kristiani                                                         (18C10038)
v   Ni Putu Meilisa Erlina Kusuma Dewi                          (18C10043)
v   Luh Putu Rena Dewi Agustini                                     (18C10051)
v   Ni Luh Riana Octaviani                                              (18C10052)
v   Ni Putu Rika Zeni Pranawati                                       (18C10053)
v   Ni Made Sri Ari Ratih                                                 (18C10058)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2018/2019




BAB I
 PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
            Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena itu tidak mengherankan jika secara internal muncul pendapat-pendapat yang secara apriori.
            Dalam membahas peranan agama dalam pengembangan iptek nasional ini, kami tidak akan berbicara secara teoritik umum. Mengingat iptek yang kita bicarakan adalah iptek dalam konteks nasional, maka peranan yang dimainkan oleh agama dalam hal ini pun berada dalam konteks nasional pula. Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek :
(a) Berseberangan atau bertentangan.
(b) Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai.
(c) Tidak bertentangan satu sama lain.
(d) Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek mendasari penghayatan agama.
            Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi mengitari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap menyesatkan masyarakat.
            Pola hubungan kedua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama seseorang karena keduanya berada pada wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal, pengembangan yang satu tidak mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari urusan negara/masyarakat.
            Pola ketiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.
            Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak mendukung ajaran agama, pengembangan iptek mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan iptek, dan ajaran agama mendukung pengembangan iptek dan demikian pula sebaliknya.
            Dalam wujud pertama, pendalaman dan penghayatan ajaran agama akan mendukung pengembangan iptek walau pengembangan iptek tidak akan mendorong orang untuk mendalami ajaran agama. Sebaliknya, dalam wujud ke dua, pengembangan iptek akan mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama walaupun tidak sebaliknya terjadi. Pada wujud ke tiga, pengembangan iptek akan mendorong orang untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran agama dan pendalaman serta penghayatan ajaran agama akan mendorong orang untuk mengembangkan iptek.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian Agama dan IPTEK ?
1.2.2 Bagaimana Pandangan Agama Hindu terhadap IPTEK ?
1.2.3 Bagaimana Pandangan Agama Islam terhadap IPTEK ?
1.2.4 Bagaimana Pandangan Agama Kristen terhadap IPTEK ?
1.2.5 Apa dampak positif dan dampak negatif IPTEK ?




1.3              Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Agama dan IPTEK.
1.3.2 Untuk mengetahui Pandangan Agama Hindu terhadap IPTEK.
1.3.3 Untuk mengetahui Pandangan Agama Islam terhadap IPTEK.
1.3.4 Untuk mengetahui Pandangan Agama Kristen terhadap IPTEK.
1.3.5 Untuk mengetahui dampak positip dan dampak negatif IPTEK.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama Dan IPTEK
            Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
            Agama (Sanskerta, a = tidak; gama = kacau) artinya tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio (dari religere, Latin) artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Tuhan.
            Dari sudut sosiologi, agama adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang percaya pada suatu kekuatan tertentu (yang supra natural) dan berfungsi agar dirinya dan masyarakat selamat. Agama merupakan suatu sistem sosial yang dipraktekkan masyarakat, sistem sosial yang dibuat manusia (pendiri atau pengajar utama agama) untuk berbhakti dan menyembah Tuhan.
            Dari sudut kebudayaan, agama adalah salah satu hasil budaya. Artinya, manusia membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta peradabannya. Dengan itu, semua bentuk-bentuk penyembahan kepada Tuhan (misalnya nyanyian, pujian, tarian, mantra, dan lain-lain) merupakan unsur-unsur kebudayaan. Dengan demikian, jika manusia mengalami kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan, maka agama pun mengalami hal yang sama. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan ritus, nyanyian, cara penyembahan (bahkan ajaran-ajaran) dalam agama-agama perlu diadaptasi sesuai dengan sikon dan perubahan sosio-kultural masyarakat.
            Secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Tuhan (yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada manusia), upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus (secara pribadi dan bersama) yang ditujukan kepada Tuhan.
            Secara khusus, agama adalah tanggapan manusia terhadap penyataan Tuhan. Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal Tuhan, maka Ia menyatakan Diri-Nya dengan berbagai cara agar mereka mengenal dan menyembah-Nya.
            Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya.
            Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
            Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.
            IPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri.
            Kesimpulannya, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.
2.2 Pandangan Agama Hindu terhadap IPTEK
            Agama Hindu (disebut pula Hinduisme) merupakan agama dominan di Asia Selatan terutama di India dan Nepal yang mengandung aneka ragam tradisi. Agama ini meliputi berbagai aliran di antaranya Saiwa, Waisnawa, dan Sakta serta suatu pandangan luas akan hukum dan aturan tentang "moralitas sehari-hari" yang berdasar pada karma, darma, dan norma kemasyarakatan. Agama Hindu cenderung seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual, daripada seperangkat keyakinan yang baku dan seragam.
            Agama Hindu disebut sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan hingga kini, dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma  artinya "darma abadi" atau "jalan abadi" yang melampaui asal mula manusia. Agama ini menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh umatnya tanpa memandang strata, kasta, atau sekte seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri.
            Para ahli dari Barat memandang Hinduisme sebagai peleburan atau sintesis dari berbagai tradisi dan kebudayaan di India, dengan pangkal yang beragam dan tanpa tokoh pendiri. Pangkal-pangkalnya meliputi Brahmanisme (agama Weda Kuno), agama-agama masa peradaban lembah Sungai Indus, dan tradisi lokal yang populer. Sintesis tersebut muncul sekitar 500–200 SM, dan tumbuh berdampingan dengan agama Buddha hingga abad ke-8. Dari India Utara, "sintesis Hindu" tersebar ke selatan, hingga sebagian Asia Tenggara. Hal itu didukung oleh Sanskritisasi. Sejak abad ke-19, di bawah dominansi kolonialisme Barat serta Indologi (saat istilah "Hinduisme" mulai dipakai secara luas), agama Hindu ditegaskan kembali sebagai tempat berhimpunnya aneka tradisi yang koheren dan independen. Pemahaman populer tentang agama Hindu digiatkan oleh gerakan "modernisme Hindu", yang menekankan mistisisme dan persatuan tradisi Hindu. Ideologi Hindutva dan politik Hindu muncul pada abad ke-20 sebagai kekuatan politis dan jati diri bangsa India.
            Praktik keagamaan Hindu meliputi ritus sehari-hari (contohnya puja (sembahyang) dan pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari tertentu, dan penziarahan. Kaum petapa yang disebut sadu (orang suci) memilih untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem daripada umat Hindu pada umumnya, yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan melaksanakan tapa brata selama sisa hidupnya demi mencapai moksa.
            Susastra Hindu diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: Sruti (apa yang "terdengar") dan Smerti (apa yang "diingat"). Susastra tersebut memuat teologi, filsafat, mitologi, yadnya (kurban), prosesi ritual, dan bahkan kaidah arsitektur Hindu. Kitab-kitab utama di antaranya adalah Weda, Upanishad (keduanya tergolong Sruti), Mahabharata, Ramayana, Bhagawadgita, Purana, Manusmerti, dan Agama (semuanya tergolong Smerti).
            Dengan penganut sekitar 1 miliar jiwa, Agama Hindu merupakan agama terbesar ketiga di dunia, setelah Kristen dan Islam.
            Dalam Hindu ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagungkan sebagai suatu anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang didasari dharma, sehingga ketika sesorang memanfaatkan pengetahuan itu diharapkan selalu mengingat Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai suatu bentuk pengamalan dari berkarma berdasarkan dharma, dan  Kemudahan serta kenikmatan yang dapat diberikan oleh hasil pengembangan Iptek itu tentunya patut disyukuri sebagai sebagai anugerah Tuhan.
            Dengan pengembangan Iptek yang tepat dan akurat, berbagai hal dapat dilakukan dengan cepat praktis dan dapat memberi kemudahan dalam menjalankan kehidupan ini tetapi tetap berdasarkan dharma sehingga keseimbangan antara hal-hal tersebut dapat tercapai sekaligus tujuan hidup manusia untuk kebebasan didunia dan moksa dengan berdasarkan dharma.
            Bahwa dalam Hindu iptek adalah suatu hal yang memang merupakan suatu hal yang sangat penting, Karena Hindu mengagungkan ilmu pengetahuan sebagai suatu anugerah Tuhan untuk dapat didaya gunakan dengan baik oleh manusia sehingga dapat mempermudah manusia dalam kehidupannya, tetapi kembali lagi kepada azas tunggal yang tidak dapat diabaikan, bahwa setiap hal harus dilakukan berdasarkan dharma, sehingga keseimbangan hidup dapat dicapai yang menuju pada tercapainya tujuan hidup dalam agama Hindu yaitu “Mokshartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma”.


2.3 Pandangan Agama Islam terhadap IPTEK
            Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian agama Islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
            Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu, orang yang berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah Swt. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan akhirat.
            Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan. Pengertian Islam demikian itu, menurut Maulana Muhammad Ali dapat dihami dari firman Allah yang terdapat pada ayat 202 surat AI-Baqarah yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan.
Dengan demikian, perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada "I'uhan”. Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri. Demikianlah pengertian Islam dari segi kebahasaan sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai sumber yang dikemukakan para ahli.
            Adapun pengertian Islam dari segi istilah akan kita dapati rumusan yang berbeda-beda. Harun Nasution misalnya mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam ada¬lah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh nabi Allah, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat kitab suci Al-quran, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya kepada undang-undang Allah, yang kita saksikan pada alam semesta.
            Berdasarkan pada keterangan tersebut, maka kata Islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah Swt. bukan berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad Saw. Posisi nabi dalam agama Islam diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh praktiknya. Namun keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang dibolehkan Tuhan.
            Dengan demikian, secara istilah Islam adalah nama bagi suatu agama yang berasal dari Allah Swt. Nama Islam demikian itu memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia atau dari suatu negeri. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan sendiri.
            Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menurut pandangan Al-Qur’an  mengundang kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya. Menurut ulama terdapat 750 ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang alam beserta fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 31 yang artinya :“Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian diperintahkan kepada malaikat-malaikat, seraya berfirman “Sebutkan kepadaku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar”. Dari ayat di atas yang dimaksud nama-nama adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam semesta. Adanya potensi tersebut, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam untuk membangkang pada perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu menghantarkan pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu merupakan buah dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasul Allah Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha dan berdoa agar selalu ditambah pengetahuannya  (QS Yusuf : 72).
            Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu, laju IPTEK memang tidak dapat dibendung, hanya saja manusia dapat berusaha mengarahkan diri agar tidak diperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta dan IPTEK yang dapat membahayakan dirinya dan yang lainnya.
            Syarat bangkitnya Ilmu Pegetahuan dan Teknologi (IPTEK) di kalangan Islam. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh kalangan Islam apabila berkehendak untuk membangkitkan kembali IPTEK di dunia Islam.
Pertama, kita harus menyadari dan memahami kembali bahwa tugas kekhalifahan tidak lain adalah memakmurkan bumi dan berupaya menciptakan bayang-bayang surga di bumi. Alat untuk mengemban tugas tersebut adalah IPTEK.
Kedua, kita harus mampu menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam wahyu yang pertama kali turun. Jika diperhatikan kata iqra’ (baca), maka kita akan dapati bahwa tidak ada obyek khusus yang harus di baca, tetapi obyeknya bersifat umum, meliputi segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh kata tersebut, yaitu alam semesta, masyarakat dan manusia itu sendiri.
Ketiga, kalangan Islam harus menyadari dan memahami bahwa hampir seperdelapan ayat-ayat Al-Qur’an sebenarnya kita ditegur, agar kalangan Islam senantiasa mempelajari alam semesta, untuk berfikir dengan menggunakan penalaran yang sebaik-baiknya, untuk menjadikan kegiatan ilmiah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam.
Keempat, kita harus ingat sabda Nab Muhammad SAW : “ Sesungguhnya orang yang berilmu adalah pewaris Nabi” , kalimat tersebut mempunyai dua sisi yang merupakan satu kesatuan. Sisi pertama, memang orang berilmulah yang berhak disebut sebagai pewaris Nabi, dan sisi kedua, orang-orang yang mewarisi akhlak Nabilah yang layak disebut sebagai pewaris Nabi. Dengan demikian orang memiliki ilmu dan berakhlakul karimah Nabi yang layak disebut pewaris Nabi dalam segala bidang ilmu apapun yang ditekuninya.
Kelima, kita harus menyadari dan memahami bahwa Al-Qur’an QS Az Zumar    ayat 9 menekankan bahwa apakah sama orang yang mempunyai ilmu pengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan. Ayat di atas merupakan sindiran untuk  menyadarkan kalangan Islam agar mempunyai kesadaran ilmiah.
Keenam, Para penguasa (pengambil keputusan) hendaknya menyadari dan memahami bahwa kedudukan mereka sangat startegis dalam menumbuhkan suasan kehidupan ilmiah, karena tumbuh suburnya IPTEK tergantung pada kebijakan-kebijakan yang dilahirkan.
Ketujuh, para konglongmerat muslim seharusnya bersatu dalam suatu wadah untuk membiayai proyek atau program-program yang berkenaan dengan pengembangan IPTEK.
Kedelapan, para pengasuh pondok pesantren mulai membuka diri pada IPTEK, dengan memasukkan IPTEK pada kurikulum dan kegiatannya, tanpa menggeser agama.
            Dari delapan syarat di atas, merupakan faktor penting bagi kebangkitan IPTEK di kalangan Islam.
2.4  Pandangan Agama Kristen terhadap IPTEK
      Kekristenan atau Kristianitas  atau agama Kristen adalah agama Abrahamik monoteistik berasaskan riwayat hidup dan ajaran Yesus Kristus, yang merupakan inti sari agama ini. Agama Kristen adalah agama terbesar di dunia,  dengan lebih dari 2,4 miliar pemeluk, atau 33% dari populasi global, yang disebut "umat Kristen", atau "umat Kristiani". Umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Juru Selamat umat manusia yang datang sebagai Mesias (Kristus) sebagaimana dinubuatkan dalam Alkitab Perjanjian Lama.
      Teknologi Kristen terangkum dalam syahadat-syahadat seperti Syahadat Para Rasul dan Syahadat Nikea. Syahadat atau pengakuan-pengakuan iman ini berisi pernyataan bahwa Yesus telah menderita sengsara, wafat, dimakamkan, turun ke alam maut, dan bangkit dari maut, untuk mengaruniakan kehidupan kekal kepada siapa saja yang percaya kepadanya dan mengandalkannya demi beroleh pengampunan atas dosa-dosa yang telah mereka perbuat. Syahadat-syahadat ini juga menyatakan bahwa Yesus secara jasmaniah naik ke surga, tempat ia memerintah bersama Allah Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, dan bahwa ia kelak datang kembali untuk menghakimi orang-orang hidup dan orang-orang mati, serta mengaruniakan kehidupan kekal bagi para pengikutnya. Inkarnasi, karya pelayanan, penyaliban, dan kebangkitannya seringkali disebut "Injil", yang berarti "kabar baik". Injil juga berarti catatan-catatan riwayat hidup dan ajaran Yesus, empat di antaranya Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes dianggap kanonik (sahih) dan dijadikan bagian dari Alkitab Kristen.
      Agama Kristen adalah agama Abrahamik yang bermula sebagai sebuah sekte dari agama Yahudi era Kenisah kedua pada pertengahan abad pertama tarikh Masehi. Sekte ini berasal dari Yudea, kemudian menyebar dengan pesat ke Eropa, Syam, Mesopotamia, Anatolia, Transkaukasia, Mesir, Etiopia, serta India, dan pada akhir abad ke-4 telah menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi. Sesudah Abad Penjelajahan, agama Kristen menyebar pula ke Benua Amerika, Australasia, Afrika Sub-Sahara, dan ke segenap penjuru dunia melalui karya misi dan kolonialisme. Agama Kristen telah berperan besar dalam pembentukan Peradaban Dunia Barat.
      Sepanjang sejarahnya, agama Kristen telah mengalami skisma dan sengketa teologi yang memunculkan bermacam-macam gereja dan denominasi. Tiga cabang agama Kristen yang terbesar di dunia adalah Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, dan sekumpulan besar denominasi Kristen Protestan. Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur saling memutuskan hubungan persekutuan dalam peristiwa Skisma Timur–Barat pada 1054, sementara Mazhab Kristen Protestan muncul pada zaman reformasi abad ke-16 sebagai pecahan dari Gereja Katolik.

Adakah IPTEK dalam alkitab ?
      Dari tinjauan Alkitab ini bisa disimpulkan bahwa IPTEK telah dimulai sejak awal sejarah manusia.  Manusia memiliki daya cipta IPTEK karena dia diciptakan sebagai gambar Allah dan sebagai pribadi yang berakal budi.  Yesus  sendiri adalah pencipta alam semesta, pendorong dan pencetus ide terhadap lahirnya IPTEK. Kita harus ingat bahwa Yesus sendiri adalah tukang kayu. Ia adalah seorang yang mengerti pondasi dan mekanika tanah. Yesus  tidak pernah membatasi daya cipta dan kreasi manusia akan IPTEK. Namun perlu juga dicatat bahwa ide dan tujuan penciptaan IPTEK dan produknya oleh manusia akan dipengaruhi oleh pandangan-pandangannya terhadap Yesus, manusia dan alam semesta.
Perintah Yesus Untuk Manusia
      Manusia diberikan kebebasan mutlak oleh Tuhan untuk menguasai alam ini seperti yang tertulis didalam Kejadian. Alat–alat perlangkapan yang diciptakan hendaknya ditujukan yakni untuk memuji nama Tuhan.
      Jadi, manusia yang diberi kebebasan mutlak oleh Tuhan harus menguasai alam ini termasuk teknologi yang diciptakan dengan tujuan yang baik dan yang terutama untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Yesus Dalam Dunia Yang Berubah Cepat
      Perubahan cepat yang dirasakan pada kehidupan manusia di sebabkan oleh modernisasi. Perubahan yang baru dikenal oleh manusia dapat menimbulkan keputusaan pada sebagian orang. Unsur yang paradoksal dapat kita jumpai dalam kitab Yohanes tentang masalah dunia. Yohanes menyatakan bahwa Yesus  mengasihi dunia ini, sedangkan dalam Yohanes dijelaskan bahwa: Yesus berdoa supaya dunia tempat murid-murid Yesus berada dilindungi, diberkati oleh ALLAH dari yang jahat. Dalam hal ini, Yesus menuntut agar setiap manusia mau bertobat dan memulai kehidupan yang baru agar manusia tidak serupa dengan dunia yang penuh dengan teka-teki kehidupan dan perubahan cepat. Perubahan yang terjadi dalam dunia tidak dapat mengalahkan perubahan hidup yang baru yang hanya terjadi didalam Yesus.
      Tugas gereja pada sekarang ini dan mendatang dimana IPTEK mencapai kemegahannya dapat memanfaatkan teknologi untuk pelayanan gereja sehingga mampu membuat manusia seutuhnya mengabdi kepada Yesus bapa. Gereja harus memikirkan bagaimana program pelaynan, kesaksian dan persekutuan dapat diisi secara manusiawi dan bertanggung jawab dihadapan Yesus melalui teknologi. Untuk menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat gereja harus berperan didalamnya untuk memperhatikan generasi-generasi muda saat ini (anak-anak & remaja) agar mereka tidak diperbudak oleh teknologi, jika tidak maka gereja akan kehilangan generasi.
Hubungan Timbal Balik antara Iman dengan IPTEK
Teknologi dapat bertentangan dengan iman, sebagai contohnya:
·         IPTEK dapat menjadi berhala karena dapat menjelaskan segala perkara, masalah hidup dan memenuhi harapan manusia. Maka IPTEK dijadikan dewa dan manusia tidak memerlukan Tuhan
         Menciptakaan keadaan tak bernorma. Ini telah terbukti dimana teknologi audio dan visual seperti alat-alat elektronik, telah menciptakan dunia hiburan yang tak bermoral.
      Teknologi termasuk alat bukan tujuan, Contoh yang jelas adalah perkembangan teknik nuklir. Penemuan tenaga atom adalah suatu penemuan yang hebat. Sama pentingnya dengan penemuan api oleh manusia purba. Tetapi jika di dalam penggunaan tenaga nuklir itu kita tidak bertanya, “Untuk apa tenaga itu akan kita pergunakan?” maka tenaga nuklir itu akan menjadi alat yang dipergunakan manusia untuk menghancurkan diri sendiri.
Teknologi Dan Iman Dapat Menjadi Persekutuan, sebagai contoh:
Alkitab menyatakan kepada kita beberapa tuntunan yang jelas tentang Teknologi:
     1.      Teknologi adalah tugas
      Pengaruh Kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap Kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Yesus kepada manusia. “Yesus memberkati mereka, lalu Yesus berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Artinya, Tuhan memerintahkan kita seabagai manusia untuk menguasai segala yang ada di bumi termasuk teknologi untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.
2.      Teknologi harus sesuai dengaan nilai moral
      Setiap Orang Percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi  sesuai dengan nilai-nilai moral, dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Teknologi juga digunakan harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Jika tidak demikian maka teknologi justru akan membawa dampak buruk bagi kehidupan.
Iman Kristen Dalam Iptek
      Kekristen dengan ilmu pengetahuan dapat saling menopang satu sama lain, atau sebaliknya dapat menjadi berlawanan, dimana seringkali ilmu pengetahuan menyerang ajaran-ajaran fundamental dalam agama yang dapat menggoyahkan iman percaya Kristen.
      Agama mengalami pergeseran cara pemahaman yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan. Alkitab yang tidak pernah berubah, tetapi dibaca oleh orang-orang yang tidak sama cara pemikirannya dari zaman ke zaman.
Apakah Iman dan Ilmu bertentangan?
      Di dalam dunia ini tidak ada hal yang baru untuk diciptakan. Science is discovery of truth yang berarti segala sesuatu di dunia ini telah ada, namun perlu ditemukan oleh manusia itu sendiri melalui ilmu pengetahuan. Iman mengandung makna “percaya walau tidak melihat”. Sama seperti otak manusia dimana kita percaya bahwa kita memiliki otak yang menjadi pusat hidup manusia walau kita tidak pernah melihat otak itu. Olah sebab itu, dibutuhkan ilmuan-ilmuan untuk meneliti dan menemukan bagaimana bentuk dan cara kerja otak itu. Ilmu pengetahuan adalah sebagai penopang Iman untuk sesuatu hal yang mustahil namun tidak semua hal Iman dapat dijelaskan melalui ilmu pengetahuan. Hal-hal Iman tersebut banyak kita temukan dalam Alkitab; Laut Tiberau yang terbelah dua, Tembok kota Yeriko yang runtuh, air biasa manjadi anggur, hingga kebangkitan Yesus.
      Maka Yesus berkata kepadanya, "Engkau percaya karena sudah melihat Aku, bukan? Berbahagialah orang yang percaya meskipun tidak melihat Aku!". Ini perkataan yang ditujukan Yesus kepada Thomas karena dia tidak akan percaya pada murid-murid lainnya yang telah melihat Yesus yang bangkit sebelum ia sendiri melihat dan menaruh tangannya pada tangan dan kaki Yesus yang dipaku.
       Iman Kristen adalah percaya mendahului pengetahuan yang berarti “Percaya dulu pada Allah baru kita dapat mengenal DIA” karena DIA tidak dapat dibuktikan melakui ilmu pengetahuan manusia yang terbatas. Untuk memperoleh ilmu sejati, pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Orang bodoh tidak menghargai hikmat dan tidak mau diajar. Hiduplah takut akan Yesus dengan menghormati-NYA sebagai Tuhan, maka DIA akan menolong kita untuk mengerti akan hal-hal yang sulit dipahami.
Sumber IPTEK adalahYesus
      Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbanngan. Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Yesus sebenarnya menghendaki manusia terus mengembangkan diri, menambah ilmu, dan menambah pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi IPTEK tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi untuk kemuliaan Tuhan.
      Ilmu pengetahuan & teknologi memilki dua sisi yaitu sisi negatif dan sisi positif. Bailklah kita sebagai manusia harus bisa dan memang seharusnya menggunakan teknologi untuk hal-hal positif dan yang pasti tujuan utamanya adalah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan Allah yang adalah pencipta kita. Segala kemuliaan bagi Yesus.
2.5  Dampak Positif dan Dampak Negatif IPTEK
·         Dampak Positif
1.      Memberikan berbagai kemudahan
      Maksudnya adalah bhwa perkembangan IPTEK mampu membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama sekali yang berhubungan dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun demikian, dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin.sehingga aktifitas penanaman dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak. Ini adalah contoh kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam membantu aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Mempermudah meluasnya berbagai informasi
      Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi sudah ketinggalan kita akan serba ketinggaln. terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau tidak mau harus bias dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada masa dahulu, kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini di karenakan kegiatan tersebut masih di lakukan secara tradisional baik itu secara lisan maupun dengan menggunakan sepucuk surat. Namun sekarang kegiatan semacam ini sudah hamper punah, dimana perkembangan IPTEK telah merubah segalanya, dan kitapun tidak perlu menunggu lama untuk mengirim atau menerima berita.
3.      Bertambahnya pengetahuan dan wawasan
      Komputer  dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan iptek, peralatan elektronok seperti komputer, internet, dan hanphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan iptek di era globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan  masyarakat kita.

·         Dampak Negatif
1.      Mempengaruhi pola berpikir
      Masyarakat kita adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan  pada berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya masyarakat kita di cekoki dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari berbagi media elektronik.
2.      Hilangnya budaya Tradisional
      Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll, mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini berubah menjadi pasar modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja yang sekarang sudah mengarah kepada pergaulan bebas.
3.      Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
      Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan umber daya alamnya, namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang sedang berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi Negara maju. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah beberapa tahun yang lalu sekitar di bawah tahun 2004,  kota Pecan baru yang terletak di propinsi Riau,  lebih di kenal sebagi kota “Seribu Hutan”,  namun dalam waktu yang relative singkat, istolah seribu hutan kini telah berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko”  di mana dalam waktu yang singkat, perkembangan pembanguna di kota ini amat sangat pesat. Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri,  Perhotelan, Mal, dan Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri di mana-mana.akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul sehingga banyak menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir, tanah longsor serta polusi tejadi di mana-mana. Inilah dampak yang harus di terima masyarakat kita hingga ke anak cucu.

















§  HASIL WAWANCARA :
*      MENURUT AGAMA HINDU
Menurut Narasumber:
I MADE RIANA, S.PdH., M.PdH
Pandangan agama menurutkemajuan ilmu pengetahuan teknologi, Menurut Pak Ryan, pengetahuan itu akan terus maju tiap tahun itu akan berkembang seperti misalnya dalam upacara yadnya seperti pengabenan yang dulunya di pundak atau di tegen istilah , sekarang sudah memakai mobil pada saat upacara melasti pun sekarang sudah menggunakan teknologi , yang dulunya jalan kaki sekarang sudah memakai kendaraan. Itu penting karena perkembangan zaman tidak boleh kita tinggalkan , maka dari itu agama juga akan berkembang seiring dengan kemajuan teknologis.














BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
            Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi masing-masing. Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat tiga kelompok, yaitu:
(1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK modern.
(2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK modern, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu.
(3) Kelompok yang percaya adanya IPTEK dan berusaha membangunnya.
            Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Adapun dampak positif maupun negatif dalam perkembangan iptek, kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan.

3.2              Saran
            Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat mewujudkan IPTEK secara seimbang di negeri yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem ekonomi, serta menerapkan budaya. Dengan demikian, perkembangan IPTEK dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.


Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT BATAK

MAKALAH BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT BETAWI

KONSEP PERAWATAN JENAZAH MENURUT 3 AGAMA (KEPERAWATAN)