MAKALAH BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT BATAK


TRANSKULTURAL BUDAYA BATAK



Oleh :
KELOMPOK 2

NAMA KELOMPOK :


18.  Bayu Krisna                                   
19.  Ni Made Cempaka Ningrum         
20.  Dewa Ayu Dalem Welli Meilani  
21.  Ni Putu Devi Raditya Sari          
22.  Ni Kadek Diah Parameswari        
23.  Ni Putu Diah Septianingsih          
24.  Dewa Ayu Putu Dian Lestari
25.  I Made Dwi Yoga Pramana Putra
26.  Ni Wayan Eka Krisnayanti
27.  Ni Luh Gede Elys Sandra Dewi
28.  Ni Luh Eni Suryantini
29.  Ni Made Fajarini Gemilang
30.  Hendrikus Lende Dairo
31.  Ni wayan Iin Rahayu
32.  Ni Putu Indah Candra KY
33.  Ida Ayu Putu Indra Yani
34.  Jihan Ulma Khotimah




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya  kami para penulis dapat menyelesaikan  makalah dengan judul “Transkultur Budaya Batak”.

            Dalam penyusunan tugas ini, kami para penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan segenap keluarga besar kami para penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami para penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami para penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami para penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.








Denpasar, 8 November 2018
Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………..………….….……….....................2
DAFTAR ISI…………………………………………………..…….…………….………….3

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang……………..……………………………………………..…….………….4
1.2  Rumusan Masalah…………………...……………………………………….….………....4
1.3  Tujuan Penulisan…………………...………………………………………….….………..4
1.4  Manfaat Penulisan …………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Definisi Budaya Batak…………./………………………….………………........................5
2.2  Pengobatan Budaya Batak.....................................................................................................5
2.3  Asuhan Keperawatan Budaya Batak……………………………………………………….7
2.4  Contoh Penerapan Strategi Keperawatan Budaya Batak………….……………………….7

BAB IV PENUTUP
4.1  Kesimpulan……………………………………..……………….……………..…………..9
4.2  Saran ……………………………………………..….…………………….........................9

SUMBER REFERENSI..........................................................................................................10







BAB 1
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Latar belakang materi makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas saya kepada Dosen Transkultural Keperawatan.  Dan untuk memperdalam materi transkultural budaya terutama di daerah Batak. Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Pantai Barat dan Pantai Timur di Provinsi Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Batak adalah rumpun suku-suku yang mendiami sebagian besar wilayah Sumatera Utara.

1.2            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana budaya batak dalam bidang kesehatan?
2.      Bagaimana pengobatan tradisional batak?
3.      Apa saja strategi kesehatan yang diterapkan dalam budaya batak?

1.3            Tujuan
1.      Untuk mengetahui budaya batak dalam bidang kesehatan
2.      Untuk mengehtahui pengobtan tradisional daerah batak
3.      Untuk mengetrahui penerapan strategi kesehatan dalam budaya batak

1.4            Manfaat Penulisan
Dengan dibuatnya makalah ini kami berharap semua orang terutama masyarakat Indonesia mengetahui pengobatan tradisional Baatk. Dan kami berharap pembaca dapat menerapkan serta memperdalam ilmu dengan membaca makalah tentang buadaya batak tersebut.





BAB 2
ISI

2.1          Definisi Budaya Batak
            Batak adalah salah satu suku yang ada di Indonesia yang berasal dari Sumatra Utara.  Suku yang dikategorikan sebagai Batak adalah Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Mayoritas orang Batak menganut Agam Kristendan sisanya beragama Islam.
            Arti ‘sakit’ bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya berbaring dan penyembuhannya melalui cara – cara tradisional, atau ada juga yang membawa orang yang sakit tersebut kepada dukun atau ‘orang pintar’. Dalam kehiduapan sehari – hari orang batak, segala sesuatunya termasuk mengenai [pengobatan jaman dahulu, untuk mengetahui bagaiman acara mendekatkan diri pada Sang Pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari mara bahaya.

2.2             Pengobatan Budaya Batak
1.      Pengobatan orang batak sudah ada sejak lama, seperti contohnya pengobatan mulai sejak hamil dan melahirkan. Misalnya saat di dalam kandungan yaitu menggunakan salusu (1 butir ayam kampung)  yang terlebih dahulu didoakan.
  1. Bagi orang batak , di samping penyakit alamiah , ada juga beberapa tipe spesifik penyakit supernatural , yaitu : Jika mata seseorang bengkak ,orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang tidak baik (misalnya : mengintip)  Cara mengatasinya agar matanya tersebut sembuh adalah dengan mengoleskan air sirih.
  2. Menggunakan minyak bawang
Kandungannya yaitu minyak makan, minyak tanah, bawang putih dan bawang merah. Cara pembuatannya adalah bawang merah dan putih dihancurkan terlebih dahulu lalu dicampurkan dengan minyak. Cara pemakaiannya cukup dioleskan pada perut. Minyak bawang ini berguna untuk penyembuhan masuk angin.
4.      Jika ada orang batak yang menderita penyakit gondok , maka cara pengobatannya dengan menggunakan belau.
5.      Apabila ada orang batak yang menderita penyakit panas ( demam ) biasanya pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut / kain yang tebal
6.      Perawatan setelah melahirkan : menggunakan kemiri , jeruk purut dan daun sirih.
7.      Perawatan bayi : biasanya menggunakan kemiri , biji lada putih dan iris jorango.
8.      Perawatan dugu – dugu : sebuah makanan ciri khas Batak saat melahirkan yang diresap dari bangun – bangun , daging ayam , kemiri dan kelapa.
9.      Nama tidak cocok dengan dirinya (keberatan nama) sehingga orang tersebut akan sakit. Cara mengobatinya dengan menggatikan mana tersebut dengan nama yang lain, yang lebih cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama keluarga.
10.  Orang sakit karena tarhirim, misalnya: seorang bapak menjajikan akan memberi mainan buat anaknya, tetapi janji tersebut tidak ditepati. Karena janji tersebut tidak ditepati, si anak akan sakit.
11.  Jika ada orang Batak menderita penyakit kusta, maka orang tersebut telah menerima kutukan dari para leluhur dan diasingkan dari pergaulan masyarakat. Disamping itu, dalam budaya Batak dikenal adanya kitab pengobatan yang isinya diantara adalah, Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabada: “segala sesuatu yang tumbuh diatas bumi dan didalam air sudah ada gunanya masing-masing didalam kehidupan sehari-hari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupanmu”
12.  Mengobati penyakit kulit yang sampai membusuk: berdasarkan pesan si Raja Batak untuk mengobati orang yang berpenyakit kulut supaya menggunakan tawar mulajadi (sesuatu yang berasal dari asap dapur). Rumpak 7 macam yang diseduh dengan air hangat.  Disamping itu, si Raja Batak berpesan pada keturunannya, suoaya pada manusia dapat hidup sehat, maka maknlah atau minumlah; Apapaga, airman, anggir, adolorab, alinggo, abajora, ambaluang, assigning, dan arip-arip. Dalam budaya Batak juga dikenal dengan adanya kharisma, wibawa dan kesehatan menurut orang batak dahulu, supaya manusia dapat sukses dalam segala biasanya diwajibkan membuat sesajen berupa; ayam merah, ayam putih, ayam hitam, ketan beras (nitak), jeruk purut, sirih, beserta kelengkapannya.

2.3             Asuhan Keperwatan Budaya Batak
Asuhan keperawatan keluarga pada etnik Batak sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya (transcultural nursing). Pendekatan budaya dilakukan karena dipandang lebih sensitif. Pendekatan budaya bermakna asuhan keperawatan keluarga dimulai dari keinginan keluarga, sesuai dengan kebiasaan keluarga, sesuai sumber daya keluarga, sesuai dengan kemampuan keluarga, sesuai dengan struktur dan nilai-nilai yang dianut keluarga, Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pengobatan, lama kelamaan orang Batak mencari pengobatan ke tenaga  kesehatan atau kepuskesmas terdekat. Walaupun demikian , masih ada yang berobat ke Shaman untuk mengaasi masalah kesehatan keluarga mereka, baik keluarga yang tinggal di pedalaman maupun yang berada di luar Sumatra Utara.

2.4             Contoh Penerapan Strategi Keperawatan Budaya Batak
1.      Mempertahankan Budaya
Menggunakan obat -  obat tradisional dalam pengobatannya karena umumnya obat -  obatan tradisional sangat cocok dan mujarab,biasanya mudah didapatkan karena masyarakat menanamnya disekitar pekarangan mereka sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal (gratis). Dan didalam medis,obat tradisional diperbolehkan karena bisa sebagai media pengganti obat obatan kimia.
2.      Negosiasi Budaya
Untuk mengobati sakit mata. Menurut orang batak , mata adalah satu panca indra sekaligus penentu dalam kehidupan manusia , dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh Raja Simosimin , Berdasarkan pesan dari si raja batak , untuk mengeluarkan penyakit dari mata , maukkanlah biji sirintak ke dalam mata yang sakit . Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat , karena biji sirintak akan menarik seluruh penyakit yang ada di dalam mata . Gunakan waktu 1x 19 hari , supaya mata tetap sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia berarti mencabut ( mengeluarkan ) , nama ramuannya dengan sdama tujuannnya. Cara yang lebih aman dalam medis yaitu biji sirintak bisa digantikan dengan obat tetes mata,karena jika dengan biji sirintak bisa saja menambahkan rasa sakit di mata

3.      Restrukturisasi Budaya
Apabila ada orang batak yang menderita penyakit panas ( demam ) biasanya pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut / kain yang tebal
Sementara dalam medis menggunakan selimut saat panas tidak diperbolehkan karena saat demam (panas) tubuh akan melakukan kompensasi dengan mengeluarkan keringat dan panas tubuh.Selimit tebal akan mengganggu mekanisme ini

























BAB 3
PENUTUPAN


3.1  Kesimpulan
             Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya. Keperawatan Transkultural merupakan ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu dan kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan erilaku sehat atau perilaku sakit sesuai dengan latar belakang budaya. Pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien. Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam aplikasi keperawatan transkultural.

3.2           Saran
Bagi seorang perawat harus diperlukan wawasan yang luas dalam mempelajari aspek-aspek mengenai budaya klien, karena dalam memberikan asuhan keperawatan bagi perawat itu harus tetap menjaga nilai-nilai yang menjadi latar belakang budaya yang dianut pasien. Sehingga, tidak menimbulkan konflik antarperawat dan klien.





Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT BETAWI

KONSEP PERAWATAN JENAZAH MENURUT 3 AGAMA (KEPERAWATAN)