MAKALAH BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT MELAYU
Fenomena Budaya
Dan Kesehatan
Melayu
Disusunoleh :
1. Luh Ade Sukartini (18C10001)
2. Putu Adinda Saraswati (18C10002)
3. Agus Eka Aditya Pratama
(18C10003)
4. Ni Putu Ananda Putri Astawa
(18C10004)
5. I Gede Putu Andika (18C10005)
6. Ni Wayan Anggie Ekastuti (18C10006)
7. Ni Kadek Ary
Dian Pratiwi (18C10007)
8. Kadek Ari Saputra Jaya (18C10008)
9. I Putu Ari Yudha Pranata
(18C10009)
10. I Putu Artawan
(18C10010)
11. Ni Luh Putu Arydani S (18C10011)
12. Ni Kadek Ayu Ananda Maharani (18C10012)
13. Ni Wayan Ayu Eka Perantini
(18C10013)
14. Ni Putu Ayu Mariani Erawati
(18C10014)
15. Putu Ayu Puspa Negari
(18C10015)
16. Ni Kadek Ayu Sarastini (18C10016)
17. Ni Kadek Ayu Septiola S (18C10017
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
TAHUN
AJAR 2018/2019
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa atas Karunia Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fenomena Budaya Dan KesehatanMelayu“ kami membuat makalah ini untuk nilai penugasan kelompok.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber sumber yang kami percaya dan beberapa dari jurnal. Namun kami
menyadari makalah ini masih banyak kekurangannya,oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak
kami harapkan agar kami bisa memperbaiki segala kekurangan makalah
kami.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk kita semua dalam makalah
yang kami buat.
Denpasar, 14 Oktober 2018
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………...................................i
Daftar Isi……………………………………………………....................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang…………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………...................................1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian konsep sehat sakit secara umum..…………………………………3
2.2 Pengertian sehat sakit menurut melayu …………………………………...…..3
2.3 Pengobatan kesehatan menurut Melayu…….……………………………….4.11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..12
3.2 Saran………………………………………………........................................12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………...13
Bab
1
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Masyarakat
Melayu adalah salah satu dari delapan masyarakat etnis budaya “asli” di
provinsi Riau. Walaupun terdapat beberapa perbedaan dalam bentuk corak adat
istiadat serta kebiasaan di antara kelompok masyarakat yang delapan ini namun
terdapat hal hal mendasar yang universal yaitu aspek aspek dimana adat istiadat
dan kebiasaan berpengaruh dan berperan dalam perwujudan sikap,karakter, respond
an cara pandang seseorang.
Masyarakat
Melayu juga memiliki pengobatan tradisional yang hampir dilakukan secara turun
temurun.Berbagai perkembangan zaman dan berbagai kemajuan teknologi tidak
serta-merta menggeser peran pengobatan tradisional. Pengobatan modern dan
pengobatan tradisional justru saling melengkapi satu sama lain. Bagi masyarakat
tradisional yang umumnya tinggal di pedesaan, pengobatan tradisional menjadi
penting karena untuk menjangkau pengobatan modern terkadang masyarakat masih
kesulitan, termasuk mengenai biayanya, sehingga, dalam kondisi yang demikian,
pengobatan tradisional masih berperan cukup penting.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah
yang akan kami bahas yaitu ;
1.Apakah pengertian konsep sehat
sakit secara umum ?
2.Apakah pengertian sehat sakit
menurut Melayu ?
3.Bagaimana pengobatan menurut
Melayu?
1.3
Tujuan
Di bawah ini adalah tujuan
pembahasan yaitu :
1.Untuk memahami pengertian konsep
sehat sakit secara umum
2.Untuk mengetahui
pengertian konsep sehat sakit menurut Melayu
3.Untuk mengetahui pengobatan menurut
Melayu
Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian sehat sakit secara umum
Sehat adalah suatu keadaan
seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa faktur yang
berusaha mempengaruhinya (Perkins 1939).
Menurut WHO (1957) sehat adalah
suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan
segala factor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.
Sakit adalah suatu keadaan yang
tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan
aktifitas sehari hari baik aktifitas jasmani,rohani dan social (Perkins 1937).
Menurut White (1977) sakit adalah
suatu keadaan Diana seorang \pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan
ataupun tidak terdapat tanda dan gejala suatu penyakit atau kelainan.
Jadi kesimpulannya sehat adalah
bukan hanya terbebas dari penyakit,tetapi meliputi seluruh kehidupan manusia
termasuk aspek social,psikologis,spiritual,faktor faktor lingkungan, ekonomi,
pendidikan dan rekreasi. Sedangkan sakit adalah kegagalan atau gangguan dalam
suatu waktu.Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawatan dalam
melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
2.2 Sehat sakit menurut Melayu
Berbicara mengenai konsep sehat
sakit etnik Melayu juga memiliki cara pandang yang berbeda mengenai konsep
sehat sakit, seperti yang dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2013 salah satu
masyarakat pedesaan Indragiri Hilir (Inhil), SM berpendapat jika seseorang
masih sanggup melaksanakan kegiatan sehari hari meskipun dalam keadaan sakit
kepala atau flu misalnya maka orang tersebut dikatakan sehat. Sebaliknya, jika
seseorang tidak dapat melakukan aktivitas apapun,maka orang tersebut dikatakan
sakit.
Selain itu cara hidup dan gaya
hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dalam munculnya berbagai
macam penyakit. Keyakinan terhadap perilaku sehat sakit di kalangan masyarakat
Melayu Kepulauan Riau khususnya di daerah terpencil,persepsi mereka adalah
adanya gejala konvlusi yaitu karena adanya guna guna dan pandangan tentang
adanya istilah “Kesampok” atau kesurupan. Hal ini dapat menunjukkan lemahnya
pengetahuan mengenai konsep sehat sakit.
2.3
Pengobatan kesehatan menurut Melayu
Masyarakat
dalam memberikan pengobatannya menganut dua konsep yaitu :
a. Naturalistik
Adalah seorang yang menderita sakit akibat pengaruh
lingkungan,makanan,kebiasaan hidup,ketidakseimbangan dalam tubuh,termasuk juga
kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Berikut
adalah jenis penyakit beserta pengobatan yang diberikan yaitu :
1) Pegal, Linu, dan Tidak Enak Badan
Ramuan tradisional yang digunakan untuk mengobati penyakit pegal,
linu, letih, dan tidak enak badan adalah bahan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang terdiri atas daun bunga tanjung, daun meransi (daun
tumbuhan palm), daun rambutan, dan daun cikorauyang biasanya tumbuh di
persawahan. Ramuan dibuat dengan cara merebus keempat jenis daun tersebut di
sebuah panci besar tertutup rapat sampai mendidih. Setelah mendidih, panci
diangkat dan orang yang sakit harus diselimuti serapat mungkin.Si sakit
kemudian dihangatkan tubuhnya dengan uap air rebusan obat. Hal ini dilakukan
selama tiga hari berturut-turut selama setengah jam hingga si sakit dapat
mengeluarkan keringat. Sebelum melakukan pengobatan ini, biasanya juru sembuh
akan memantrai si sakit. Khasiat obat ini sama dengan mandi uap, yakni agar si
sakit menjadi segar kembali.
2) Bengkak, Sejenis Bisul
Ramuan yang digunakan untuk mengobati penyakit ini adalah buah
kemiri yang dibakar.Kemudian mengambil isi kemiri tersebut dan digosokkan di
tempat yang licin, misalnya kaca, sehingga mengeluarkan minyak.Minyak kemiri
tersebut kemudian dioleskan ke sekeliling tempat yang sakit.
3) Cacingan
Ramuan untuk mengobati cacingan adalah kelapa tua, bawang merah,
dan limau sandai. Cara
pengobatannya yaitu dengan memeras kelapa tersebut untuk diambil santannya,
bawang merah diiris kemudian diperas dan dicampur dengan air perasan daun limau sundai. Ketiganya diaduk
menjadi satu. Setelah itu juru sembuh akan membacakan mantra “tuju
golang-golang” pada air obat itu dan diminumkan kepada si sakit selama tiga
kali berturut-turut.
4) Demam Akibat Tersapa Setan
Dalam keyakinan masyarakat Pangean, jika seseorang mengalami
demam, panas, dan kepalanya pusing, maka orang itu dipercaya telah tersapa
setan.Ramuan yang digunakan untuk penyakit ini adalah dua irisan tipis
kunyit.Kemudian masing-masing irisan diberi mantra lalu dioleskan ke kering
serta ditempelkan pada pelipis kiri dan kanan.Sisa potongan kunyit dioleskan ke
semua kuku tangan dan kaki.
5) Panu
Penyakit panu dapat diobati dengan ramuan yang terdiri atas
gelinggang laut (sejenis tumbuhan perdu), jahe, dan ditambah minyak tanah.Cara
pengobatannya adalah menggosokkan gelinggang laut di tempat yang sakit saat
mandi sampai kulit berwarna kemerah-merahan. Pengobatan tersebut dilakukan secara
rutin, dan biasanya dalam waktu tiga hari penyakit panu akan sembuh. Sedangkan
penggunaan jahe untuk mengobati penyakit panu adalah jahe tersebut digiling
hingga halus dan dicampur minyak tanah.Ramuan tersebut dioleskan pada tempat
yang sakit pada waktu mandi.
6) Kurap
Pengobatan tradisional penyakit kurap dilakukan dengan menggunakan
daun kayu racun yang
merupakan sejenis tumbuhan perdu.Daun ini ditumbuk hingga halus dan dicampur
dengan kapur sirih.Pengobatan dilakukan dengan mengoleskan ramuan tersebut setelah
mandi.
7) Sakit Perut
Sakit perut yang dimaksud di sini adalah perut tiba-tiba terasa
mulas. Ramuan yang dipakai untuk mengobati penyakit ini adalah bawang putih dan
jahe ditumbuk halus, kemudian dicampur dengan air masak yang hangat. Ramuan
tersebut diminum beberapa kali hingga sakit perut hilang.
8) Luka Ringan
Ramuan untuk mengobati luka ringan adalah daun sungkai. Daun tersebut dikunyah
atau ditumbuk hingga lumat dan ditempelkan ke tempat yang luka. Cara yang lain
adalah menggunakan arang yang menempel pada wajan yang digunakan untuk memasak
sayur-sayuran. Arang tersebut diambil dan dioleskan pada bagian yang luka.
9) Obat Mata
Penyakit
mata dapat diobati dengan lima helai daun sirih yang dicuci hingga bersih kemudian
ditempat ke dalam mangkuk kecil yang berisi air bersih. Kemudian mata
dicelupkan ke dalam air tersebut sambil berkedip-kedip sehingga kuman dan
kotoran yang ada di dalam mata terdorong ke luar.
10) Demam Panas
Ramuan
yang digunakan untuk mengobati demam panas adalah daun bunga sepatu.Daun bunga
ini diremas-remas hingga keluar airnya yang seperti lendir.Remasan daun
tersebut kemudian ditempelkan di kening orang yang sakit hingga panasnya turun.
11) Batuk Seratus Hari
Penyakit ini dapat diobati dengan menggunakan daun sirih yang
dikunyah bersama gula enau dan airnya ditelan hingga beberapa kali atau hingga
air yang terkandung dalam daun sirih tersebut habis.
12) Terkilir
Cara mengobati sakit ini dengan ramuan tradisional adalah dengan
menggunakan akar pohon pisang sembatu dan daun bunga bakung.Akar pisang sembatu
dibakar hingga layu, kemudian diurutkan pada bagian yang terkilir dan
bengkak.Sedangkan daun bunga bakung dipanggang hingga layu lalu diolesi minyak
kelapa.Daun tersebut kemudian ditempelkan pada bagian yang terkilir ketika
masih hangat.
13) Sakit Pinggang
Ramuan untuk mengobati sakit pinggang adalah rebusan daun kumis
kucing.Cara membuat ramuan ini adalah, daun kumis kucing direbus dalam air yang
mendidih, kemudian airnya diminum sebanyak tiga kali sehari.
14) TBC
Obat tradisional untuk penyakit TBC adalah daun
waru yang diremas-remas dan airnya dimasak sebanyak setengah gelas.
15) Sakit gigi
Pengobatan tradisional untuk orang yang menderita sakit gigi dapat
dilakukan dengan menggunakan getah tangkai pepaya yang dioleskan dan dimasukkan
ke dalam lubang gigi yang sakit. Cara lain untuk mengobati sakit gigi adalah
dengan menggunakan daun kecubung. Cara pengobatannya, daun kecubung direndam
kemudian dimasukkan ke dalam tempurung yang berlubang pada bagian bawahnya.
Tempurung tersebut kemudian ditaruh sebatang bambu sebesar jari telunjuk
sepanjang 20 cm. Bambu tersebut dihubungkan ke lubang gigi sehingga uap buah
kecubung akan mengalir ke gigi yang berlubang tersebut dan menghilangkan dan
mematikan kuman pada gigi itu.
b. Personalistik
Menganggap
munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang
dapat berupa mahluk bukan manusia (hantu,roh,leluhur atau roh jahat) atau
mahluk manusia (tukang sihir,tukang tenung). Biasanya jenis penyakit yang diyakini oleh masyarakat terpencil di
wilayah Kepulauan Riau karena gangguan setan kepada manusia atas kehendak setan
itu sendiri. Ciri ciri yang terkena penyakit ini adalah badannya menjadi panas,
demam bila dalam keadaan tidur akan mengigau dan sering tertawa tidak jelas.
Pengobatan yang
biasanya dilakukan oleh masyarakat Kepulauan Riau adalah sebagai berikut :
1. Memanggil
tabib,dukun atau pemuka agama.
2. Membaca
doa doa tertentu atau cara meurajah (pembacaan jampi jampi oleh tabib,dukun,
dan pemuka agama)
3. Bisanya
dengan menggunakan teknik pembacaan jampi jampi media batu, kemudian batu
tersebut dimasukkan ke dalam air dan pasien meminum air jampi jampi tersebut.
Selain
pengobatan di atas etnis Melayu memiliki salah satu kebudayaan yaitu memakan
tal. Makan Tal adalah salah satu tradisi yang masih diamalkan oleh banyak
masyarakat Melayu di Nana Jajang.Tradisi ini dilakukan berkaitan dengan
kelahiran seorang bayi dalam sebuah keluarga. Tradisi ini lebih identik
dengan praktek menjaga kesehatan ibu dan
bayi secara tradisional. Kajian ini mendapatkan sedikit tiga jenis “makan tal”
yaitu :
1.Tal
yang dimakan/diminum
Tal yang dimakan atau diminum dibuat sebagaimana lauk pauk
dan sayur mayur pada umumya. Jika pada orang kebanyakan menu makan dengan lauk
pauk dan sayur mayor tidak terlalu diatur,maka pada seorang ibu yang
mengamalkan tradisi “makan tal” adalah sesuai dengan bahan bahan yang telah
ditentukan,seperti daun ubi,daun konang, daun ubai,liyak padi kentang
jawa,salai (ayam atau ikan). Bahan bahan tersebut dimasak dan dimakan
sebagaimana layaknya makanan sehari hari. Dari sisi jenisnya, makanan tal
terdiri dari tiga yaitu:
a. Tal
angat
Adalah makanan tal yang bersifat menghangatkan
yang terdiri dari bahan bahan yang menghangatkan seperti iyak merah (jahe
merah) atau sahang (merica lada). Masyarakat percaya bahwa tal angat dapat
memulihkan kondisi tubuh saat mengalami kondisi tubuh yang dingin.
b. Tal
colap
Adalah kebalikan tal angat tal colap adalah mendinginkan badan perempuan
yang baru melahirkan. Sebab masyarakat pengamal makanan tal colap percaya bahwa
kondisi badan mereka hangat, karena itu harus memakan yang dapat
mendinginkan terutama ibu dan anak
bayinya. Contohnya dengan makan masakan yang bersantan.
c. Tal
ntaradua
Adalah makanan tal yang tidak termasuk dalam
kategori angat (hangat) dan colap (dingin),melainkan pertengahan atau sedang.
Makanan ntara dua memiliki makna seorang perempuan yang baru melahirkan boleh
memilih makanan yang dingin ataupun hangat.Pastinya pengamal makanan talntara
dua tidak boleh makan makanan yang terlalu dingin atau hangat.Menurut hasil
wawancara dengan Mak Ngah yang dilakukan oleh pembuat jurnal pada (Agustus
2011) jika nasinya hangat maka sebaliknya makan sayuran yang dingin.
Sementara dari sisi bahan, ntara dua tidak jauh
berbeda dengan bahan makanan tal hangat atau dingin kecuali liyak merah (pada
tal hangat) dan santan kelapa (pada tal colap). Jika ada bahan makanan yang
memberikan kehangatan bisa ditambahkan dengan liyak putih (jahe putih).Karena
dapat menaambah nafsu makan, memperbaiki pencernaan san membersihkan tubuh
dengan mengeluarkan keringat.
2.
Tal yang disiram/mandi
Bentuk tradisi ini selain dimakan/diminum bisa dilakukan
dengan cara disiram airnya ke kepala (membasahi rambut kepala) dan atau
dijadikan campuran untuk mandi. Tradisi tal ini biasanya disimbolkan dengan
bahan santan kelapaa (tal dingin) atau air rebus daun konang/longkan.
Adapun nilai nilai
komunikasi budaya dalam tradisi makan tal adalah sebagai berikut :
1. Untuk
pemulihan kesehatan ibu setelah
melahirkan.
Melahirkan adalah perjuangan yang luar
biasa berat bagi seorang ibu.Itulah sebabnya seorang ibu ibatnya sedang
bertarung antara hidup dan mati. Untuk melalui proses itu seorang ibu telah
mempertarungkan jiwa dan raganya,mental serta fisiknya. Maka kondisi seorang
ibu begitu lemah dan tenaganya juga terkuras.
2. Untuk
memperbanyak ASI
ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi,oleh
karena itu dianjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya secara
ekslusif. Sehingga seorang ibu harus mengetahui cara cara meningkatkan produksi
ASI dan menjamin kualitasnya.
Peningkatan produksi ASI juga dapat diperoleh dari makanan tal yang masih
diamalkan masyarakat melayu.
3. Untuk
menjaga keseimbangan alam
Tradisi makan tal pada masyarakat Melayu
di Nangga Jajang merupakan realisasi dari pemanfaatan sumber daya alam dan
pemeliharaan keseimbangan ekosistemnya. Sebab semua bahan yang digunakan adalah
bersumber dari alam.\
4. Bernilai
ekonomis
Masyarakat Melayu melalui tradisi makan
tal menunjukkan bahwa tradisi ini sangat ekonomis. Untuk memenuhi kebutuhan
makanan yang baik dan sehat bagi ibu menyusui tidak memerlukan biaya yang mahal
sebab alam telah menyediakan. Kreana itulah mengolah makanan tal menjadi
pilihan yang bernilai ekonomis mereka hingga saat ini.
5. Menjaga kesehatan secara alamiah
Makanan tal semua bahannya bersumber
dari alam, diambil langsung dari tumbuh tumbuhan yang hidup secara alami. Bahan
itu selanjutnya diproses secara alamiah pula. Maka makanan tal terjamin bebas
dari proses kimiawi, dan kesehatan yang didapatkan pun sangat alamiah dan
terbebas dari efek kimiawi.
Bab 3
Penutup
3.1
Kesimpulan
Menurut hasil diskusi kelompok
kami, kesimpulannya adalah sehat yaitu bukan hanya terbebas dari
penyakit,tetapi meliputi seluruh kehidupan manusia termasuk aspek social, psikologis, spiritual, faktor
faktor lingkungan, ekonomi, pendidikan dan rekreasi. Sedangkan sakit adalah
kegagalan atau gangguan dalam suatu waktu.Sedangkan menurut konsep sehat sakit
etnik Melayu juga memiliki cara pandang yang berbeda mengenai konsep sehat
sakit, sehat adalah jika seseorang masih sanggup melaksanakan kegiatan sehari
hari meskipun dalam keadaan sakit kepala atau flu misalnya maka orang tersebut
dikatakan sehat. Sebaliknya, jika seseorang tidak dapat melakukan aktivitas
apapun, maka orang tersebut dikatakan sakit.
Pengobatan yang biasanya
diberikan pada etnik Melayu berdasarkan dua konsep yaitu pertama naturalistik
adalah seorang yang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan,
kebiasaan hidup, ketidakseimbangan dalam tubuh,termasuk juga kepercayaan panas
dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Kedua yaitu personalistik
adalah menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu
agen aktif yang dapat berupa mahluk bukan manusia (hantu,roh,leluhur atau roh
jahat) atau mahluk manusia (tukang sihir,tukang tenung). Biasanya jenis
penyakit yang diyakini oleh masyarakat terpencil di wilayah Kepulauan Riau
karena gangguan setan kepada manusia atas kehendak setan itu sendiri.
3.2 Saran
Semoga
makalah ini bisa dimengerti dan bisa bermanfaat bagi kita semua dan khususnya
pembaca.Kami memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan.Kami berharap kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan, terima kasih.
Daftar Pustaka
Comments
Post a Comment