MAKALAH BIMBINGAN KONSELING
TUGAS
BIMBINGAN KONSELING
OLEH:
1. I GEDE SURYA DARMA (03)
2. GUSTI AYU KADE NIA PRADNYAWATI (02)
3. AGUS WIKA SAPUTRA (01)
4. GUSTI NGURAH SURYA ANDIKA P.M (04)
5. KADEK DWI VIRGANTARA (05)
6. MADE KUSUMA ATMAJA (06)
SMK KESEHATAN BALI MEDIKA DENPASAR
TAHUN AJARAN
2017/2018
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Denpasar, 25 Januari 2017
Penyusun
Daftar Isi
1. KATA PENGANTAR
2. BAB I
· Latar belakang
· Rumusan masalah
· Tujuan pembahasan
3. BAB II
· Pengertian bimbingan kelompok
· Tujuan bimbingan kelompok
· Fungsi bimmbingan kelompok
· Asas-asas bimbingan kelompok
· Komponen-komponen bimbingan kelompok
· Pengertian konseling kelompok
· Tujuan konseling kelompok
· Komponen-komponen konseling kelompok
· Tahapan-tahapan konseling kelompok
· Kelemahan dan kelebihan layanan konseling kelompok
4. BAB III
· Kesimpulan
· Daftar pustaka
BAB I
A. Latar belakang
Perlunya bimbingan dan konseling di sekolah menengah kejuruan atau (SMK), ada tiga hal utama tujuan yang melatar belakangi adanya BK yakni, tujuan secara umum, sosiologi, dan aspek psikologis.
Menurut tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatar belakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah:
1. Masalah perkembangan individu
2. Masalah perbedaan individual
3. Masalah kebutuhan individu
4. Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku
5. Masalah belajar
B. Rumusan masalah
1. Apa arti bimbingan kelompok dan konseling kelompok?
2. Apa tujuan dari bimbingan kelompok dan konseling kelompok?
3. Apa fungsi dari bimbingan kelompok?
4. Apa asas-asas bimbingan kelompok?
5. Apa komponen bimbingan kelompok dan konseling kelompok?
6. Apa saja Tahap-tahap konseling kelompok?
C. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui apa itu bimbingan kelompok
2. Mengetahui apa itu konseling kelompok
3. Mengetahui tahap-tahap dari konseling kelompok
BAB II
A. Pengertian Bimbingan Kelompok
Beberapa pengertian tentang bimbingan kelompok menurut
para ahli adalah sebagai berikut:
- Sementara
Romlah (2001: 3) mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah
satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai
perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat,
serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah timbulnya masalah pada siswa
dan mengembangkan potensi siswa.
- Sedangkan
menurut (Sukardi, 2003: 48) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari
baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat.
- Wibowo
(2005: 17) menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan
kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan
mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk
membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok
yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok
yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan,
saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi
yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang
optimal.
B.Tujuan Bimbingan Kelompok
Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, adalah sebagai berikut:
Menurut amti (1992: 108) bahwa tujuan bimbingan
kelompok terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan
kelompok betujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui
prosedur kelompok. Selain itu juga menembangkan pribadi masing-masing anggota
kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana
yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Secara khusus bimbingan kelompok
bertujuan untuk:
- Melatih
siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.
- Melatih
siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
- Melatih
siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman dalam kelompok
khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.
- Melatih
siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
- Melatih
siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain.
- Melatih
siswa memperoleh keterampilan sosial
- Membantu
siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.
Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan
oleh (Prayitno, 1995: 178) adalah:
- Mampu
berbicara di depan orang banyak
- Mampu
mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya
kepada orang banyak
- Belajar
menghargai pendapat orang lain,
- Bertanggung
jawab atas pendapat yang dikemukakannya.
- Mampu
mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat
negatif).
- Dapat
bertenggang rasa
- Menjadi
akrab satu sama lainnya,
- Membahas
masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan
bersama
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari
baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
(Sukardi, 2003: 48).
Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan
diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima pendapat
orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif
lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri serta
dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.
C.Fungsi Bimbingan Kelompok
Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya
adalah sebagai berikut :
- Memberi
kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang
berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar.
- Mempunyai
pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai
hal tentang apa yang mereka bicarakan.
- Menimbulkan
sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang
berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.
- Menyusun
progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal
yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.
- Melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil
sebagaimana apa yang mereka programkan semula.
D.Asas bimbingan kelompok
Asas-asas yang ada dalam layanan bimbingan kelompok
diantaranya adalah sebagai berikut :
- Asas
kerahasiaan; Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan
informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak
layak diketahui orang lain
- Asas
keterbukaan;Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan
pendapat,ide, saran, tentang apa saja yang yang dirasakan dan
dipikirkannyatanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.
- Asas
kesukarelaan;Semua anggota dapat menampilkan diri secara
spontan tanpamalu atau dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok
- Asas
kenormatifan;Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak
bolehbertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku
E.Komponen-Komponen Bimbingan Kelompok
Komponen-komponen yang ada dalam layanan bimbingan
kelompok diantaranya terdapat pemimpin kelompok dan anggota kelompok.
1. Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka
membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan
bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995: 35-36) bahwa
peranan pemimpin kelompok ialah:
- Pemimpin
kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan
langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tang ini meliputi, baik
hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakanmaupun yang mengenai proses
kegiatan itu sendiri
- Pemimpin
kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang dalam kelompok
itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.
Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu.
- Jika
kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka
pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.
- Pemimpin
kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai
hal yang terjadidalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses
kegiatan kelompok.
- Lebih
jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas”
kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan (menjadi wasit), pendamai dan
pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin
kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di
dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih
anggota kelompok sehingga ia / mereka itu menderita karenanya.
- Sifat
kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan
kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab
pemimpin kelompok.
2. Anggota kelompok
Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar
juga didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan
terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok tersebut.
Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok
tersebut. Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan
para anggota kelompok adalah:
- Membantu
terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antaranggota kelompok.
- Mencurahkan
segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
- Berusaha
agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
- Membantu
tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
- Benar-benar
berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
- Mampu
berkomunikasi secara terbuka.
- Berusaha
membantu anggota lain.
- Memberi
kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.
- Menyadari
pentingnya kegiatan kelompok itu.
1.
Pengertian konseling kelompok
Layanan
konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses antar pribadi yang
dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu
kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana
komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan
hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari
sebelumnya
penyesuaian
diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada
lingkungannya. Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi,
kemarahan dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai
dan kurang efisien bisa dikikis habis.
Layanan konseling
kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan
baik maka anggota kelompok akan saling menolong, menerima dan berempati dengan
tulus. Konseling kelompok merupakan wahana untuk menambah penerimaan diri dan
orang lain, menemukan alternatif cara penyelesaian masalah dan mengambil
keputusan yang tepat dari konflik yang dialamimya dan untuk meningkatkan tujuan
diri, otonomi dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain. Dengan
demikian konseling kelompok memberikan kontribusi yang penting dalam
meningkatkan penyesuaian diri, apalagi masalah penyesuaian diri merupakan
masalah yang banyak dialami oleh siswa sehingga untukmengefisiensikan waktu
konseling kelompok dimungkinkan lebih efektif dibandingkan layanan konseling
individual. (http://smkn1bansari.wordpress.com)
Latipun
(2001:147) konseling kelompok (group counceling) merupakan salah satu
bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, member umpan
balik (feed back) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam
prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok.
Dari
pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konseling kolompok adalah
upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok dengan jumlah anggota 4-8
anggota atau konseli untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah.
Pelaksanaannya dalam suatu tempat tertentu dengan seorang pembimbing atau lebih
untuk membantu mengarahkan agar konseli dapat memperoleh kemudahan dalam rangka
memecahkan permasalahan.
2.
Tujuan Konseling Kelompok
tujuan
layanan konseling kelompok pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan
teoritis dan tujuan operasional. Tujuan teoritis berkaitan dengan tujuan yang
secara umum dicapai melalui proses konseling, yaitu penembangan pribadi,
pembahasan sdan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota kelompok agar masalah terselesaikan dengan cepat. Melalui bantuan
anggota kelompok yang lain (fungsi pemahaman, fungsi pengembangan, fungsi
pencegahan dan fungsi pemecahan masalah) sedangkan tujuan operasional
disesuaikan dengan harapan konseli dan masalah yang dihadapi konseli (latipun,
2008:152).
Menurut
Winkel (2004:592) tujuan konseling kelompok yaitu:
a.
Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik dan menemukan
dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman diri itu, dia lebih rela menerima
dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dan
kepribadiannya.
b.
Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan komunikasi satu sama lain
sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam menyesuaikan tugas-tugas
perkembangan yang khas untuk fase perkembangan mereka.
c.
Para anggota kelompok memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan
mengarahkan hidupnya sendiri.
d.
Para anggota kelompok menjadi lewbih peka terhadap kebutuhan orang lain dan
lebih mampu menghayati perasaan orang lain.
e.
Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai
yang diwujudkan dalam sikap dan prilaku yang lebih konstruktif.
f.
Para anggota kelompok lebih berani melangkah lebih maju dan menerima resiko
yang wajar dalam bertindak, dari pada tinggal dian dan tidak berbuat apa-apa.
g.
Para anggota kelompok lebih menghayati dan menyadari kehidupan manusia sebagai
kehidupan yang sesama, dan mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan
akan diterima orang lain.
Layanan konseling kelompok
memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan
masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok
merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.
Sedangkan fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok
adalah fungsi pengentasan
yaitu mengentaskan permasalahan yang dihadapi konseli.
Konseling kelompok berfokus
pada usaha membantu konseli dalam
melakukan perubahan dengan menaruh perhatian pada perkembangan dan
penyesuaian sehari-hari, misalnya modifikasi tingkah laku, pngembangan
ketrampilan hubungan personal, nilai, sikap atau membuat keputusan karier
Gibson dan Mitchell (dalam Latipun : 2008 : 1981)
Konseling kelompok merupakan
salah satu bentuk terapiutik yang berhubungan dengan pemberian bantuan berupa
pengalaman penyesuaian dan perkembangan individu. Konseling kelompok saat ini
telah diterapkan di berbagi instusi, seperti sekolah, rumah sakit, perusahaan,
dan masyarakat luas.
Menurut George dan Cristiani, 1981
(dalam Latipun, 2008 : 183) mengatakan bahwa interaksi kelompok memiliki
pengaruh positif untuk kehidupan individual karena kelompok dapat di jadikan
sebagai media terapiuti. Menurutnya interaksi kelompok dapat
meningkatkan pemahaman diri
dan baik untuk perubahan tingkah laku individual.
3.
Komponen-Komponen
Konseling Kelompok
a.
Pimpinan layanan konseling kelompok
Pemimpin
kelompak merupakan komponen yang penting dalam kegiatan konseling kelompok.
Dalam hal ini pemimpin bukan saja mengarahkan prilaku anggota sesuai dengan
kebutuhan melainkan juga harus tanggap terhadap segala perubahan yang
berkembang dalam kelompok tersebut. Dalam hal ini menyangkut adanya peranan
pemimpin konseling kelompok, serta fungsi pemimpin kelompok.
Adapun
peranan pemimpin konseling kelompok menurut Prayitno (dalam Mahfuzoh, 2005:31)
adalah sebagai berikut; Pemimpin konseling kelompok dapat memberi
bantuan, pengarahan, ataupun campur tangan terhadap kegiatan konseling
kelompok; Pemimpin konseling kelompok memusatkan perhatian pada suasana
perasaan yang berkembang dalam konseling kelompok itu baik perasaan anggota
tertentu atau keseluruhan anggota; Jika anggota itu kurang menjutrus kearah
yang dimaksudkan maka pemimpin konseling kelompok perlu memberikan arah yang
dimaksudkanl; Pemimpin konseling kelompok juga memberikan tanggapan (umpan
balik) tentang hal yang terjadi dalam konseling kelompok baik yang bersifat isi
maupun proses kegiatan konseling kelompok; Pemimpin konseling kelompok
diharapkan mampu mengatur jalannya “lalu lintas” kegiatan konseling kelompok;
Sifat kerahasiaan dari kegiatan konseling kelompok itu dengan segenap isi dan
kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya juga menjadi tanggung jawab pemimpin
konseling kelompok.
b.
Anggota layanan konseling kelompok
Keanggotaan
merupakan unsur pokok dalam proses kehidupan konseling kelompok, dapat
dikatakan bahwa tidak ada anggota yang tidak mungkin ada sebuah kelompok. Untuk
keanggotaan konseling kelompok yang ideal adalah 6 orang meskipun pada umumnya
anggota berjumlah antara 4-10 orang (Wibowo, 2005:18). Kegiatan atau kehidupan
konseling kelompok itu sebagian besar dirasakan atas peranan anggotanya. Adapun
peranan anggota konseling kelompok menurut Prayitno (dalam Mahfudzon, 2005:26)
antara lain; membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggora
konseling kelompok; Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri kegiatan
konseling kelompok; Berusaha yang dilakukan itu membantu tercapainya tujuan
bersama; Membantu tersausunnya aturan konseling kelompok dan berusaha
memenuhinya dengan baik; Benar-benar berusaha secara efektif ikut serta dalam
seluruh kegiatan konseling kelompok.
Dengan
adanya hal tersebut maka tanggung jawab anggota dalam kegiatan proses layanan
konseling kelompok dapat meliputi: menghindari pertemuan secara teratur,
menepati waktu, mengambil resiko akibat dari proses kolompok, bersedia
berbicara mengenai diri sendiri, memberikan balikan kepada anggota konseling
kelompok lain dan memelihara kerahasiaan.
c. Dinamika layanan
konseling kelompok
Dinamika
layanan konseling kelompok adalah suasana konseling kelompok yang hidup,
ditandai oleh semangat bekerja sama antar anggota konseling kelompok untuk
mencapai tujuan konseling kelompok. Dalam suasana seperti ini anggota konseling
kelompok menampilkan dan membuka diri serta memberi sumbangan bagi suksesnya
kegiatan konseling kelompok Prayitno (dalam Mahfudzon, 2005:33) mengemukakan
secara khusus dinamika layanan konseling kelompok dapat dimanfaatkan untuk
pemecahan masalah pribadi para anggota konseling kelompok yaitu apabila interaksi
dalam konseling kelompok itu difokuskan pada pemecahan masalah pribadi yang
dimaksudkan. Melalui dinamika layanan konseling kelompok yang berkembang
masing-masing anggota konseling kelompok akan menyumbang baik langsung maupun
tidak langsung proses pemecahan masalah pribadi tersebut. Kehidupan konseling
kelompok akan menentukan arah dan gerak pencapaian tujuan layanan konseling
kelompok.
Layanan
konseling kelompok memanfaatkan dinamika konseling kelompok sebagai media untuk
membimbing anggota konseling kelompok dalam mencapai tujuan. Media dinamika
layanan konseling kelompok ini adalah unik dan hanya ditemukan dalam suatu
konseling kelompok yang benar-benar hidup. Konseling kelompok yang hidup adalah
konseling kelompok yang dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi
suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.
4.
Tahapan Konseling
Kelompok
Dalam pelaksanaan konseling kelompok
Prayitno (1987) membagi kegiatan menjadi 4 tahap yaitu:
1)
Tahap I
Tahap ini dinamakan tahap
pembentukan, dimana anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan juga
mengungkapkan tujuan kegiatan konseling kelompok yang ingin dicapai. Tahap ini
ditandai dengan terlibatnya anggota dalam kegiatan kelompok.
2)
Tahap II
Tahap ini dinamakan tahap peralihan.
Pada tahap peralihan biasanya diwarnai dengan suasana ketidakseimbangan dalam
diri masing-masing anggota kelompok. Tahap ini merupakan jembatan antara tahap
pertama dengan tahap berikutnya. Oleh karena itu, apabila tahap peralihan dapat
dilalui dengan baik, maka diharapkan tahap-tahap berikutnya akan dapat juga
berjalan dengan baik.
3)
Tahap III
Tahap ini dinamakan tahap kegiatan.
Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Kegiatan kelompok
pada tahap ini tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika
tahap-tahap sebelumnya berhasil baik, maka tahap ketiga ini akan berlangsung
dengan lancar dan pemimpin kelompok mungkin sudah bisa lebih santai dan
membiarkan anggota kelompok melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari
pimpinan kelompok.
4)
Tahap IV
Tahap ini dinamakan tahap
pengakhiran. Berkenaan dengan pengakhiran kegiatan kelompok, pokok perhatian
hendaknya lebih ditujukan kepada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu
ketika menghentikan pertemuan. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil
yang dicapai sebaiknya mendorong kelompok tersebut untuk terus melakukan
kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai penuh. Dalam hal ini anggota kelompok
yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan bertemu. Ketika kelompok memasuki
tahap pengakhiran kegiatan kelompok dipusatkan pada pembahasan-pembahasan dan
penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal
yang telah mereka pelajari pada kehidupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi
adalah bahwa pada akhir kegiatan para anggota kelompok benar-benar telah
memetik sesuatu hasil yang berharga dari kegiatan yang diikutinya.
5.
Kelemahan dan Kelebihan Layanan Konseling Kelompok
Menurut
Winkel (2005:595) kelemahan layanan konseling kelompok yaitu suasana dalam
konseling kelompok boleh jadi dirasakan satu dua anggota konseling kelompok
sebagai pelaksanaan moral untuk membuka isi hatinya seperti banyak teman lain.
Padahal mereka belum siap atau belum bersedia untuk sebegitu terbuka dan jujur,
lebuh-lebih apabila hal-hal yang akan dikatakan terasa memalukan bagi dirinya
sendiri.
Pribadi satu
dua anggota konseling kelompok mungkin kurang mendapatkan perhatian dan
tanggapan sebagaimana mesting, karena perhatian kelompok terfokus pada masalah
umum atau karena perhatian kolompok terpusat pada persoalan pribadi konseli
yang lain, maka satu dua konseli tidak merasa puas.
Menurut
Wibowo (2005:41) kelebihan layanan konseling kelompok sebagai suatu layanan
pemberian pada individu yang seadang berkembang dalam mencapai perkembangan
yang optimal, kemandirian dan kebahagiaan adalah sebagai berikut:
a.
Kepraktisan
Dalam waktu singkat guru
pembimbing dapat berhadapan dengan sejumlah siswa untuk membantu siswa sesuai
dengan kebutuhan.
b.
Perubahan prilaku
Dalam hal ini anggota
konseling kelompok akan belajar untuk berlatih tentang prilaku baru yakni
adanya ajang latihan (konseling kelompok) untuk mengubah prilaku yang kurang
memuaskan menjadi lebih memuaskan.
c.
Komunikasi yang efektif
Layanan konseling kelompok
juga merupakan kesempatan yang luas untuk berkomunikasi dengan anggota lain
mengenai kebutuhan dalam rangka mengembangkan diri, membahas masalah anggota
konseling kelompok, dan juga adanya kebebasan untuk mengekspresikan perasaan,
menunjukkan perhatian anggota lain dan belajar untuk meningkatkan kepercayaan
pada orang lain.
d.
Mempelajari ketrampilan sosial
Dalam hal ini konseling
kelompok akan saling belajar untuk berhubungan pribadi dengan lebih dalam.
Anggota dapat belajar memberikan umpan balik, menitu anggota lain yang telah
trampil, dapat belajar dari pemimpin konseling kelompok, dapat melakukan
konfrontasi secara tepat dengan memperlihatkan perhatian secara sungguh-sungguh
pada anggota lain.
e.
Saling memberi dan menerima bantuan
Dengan adanya saling memberi
dan menerima bantuan serta empati yang tulus akan menumbuhkan harga diri,
keyakinan diri dan suasana yang positif diantara anggota. Sehingga setiap
anggota akan merasa diterima dan dimengerti.
f.
Belajar lebim memahami otrang lain dan menghargai kepribadian orang lain.
Membutuhkan bertukar pikiran
dan berbagi rasa dengan anggota lain, yang mudah berbicara tentang dirinya, dan
dapat mengambil manfaat diri, umpan balik yang diberikan anggota lain.
Disamping itu juga bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam
mengungkapkan permasalahan maka dalam suasana layanan konseling kelompok dapat
memungkinkan bagi siswa tersebut untuk mengungkapkan permasalahannya secara
leluasa.
BAB III
A. Kesimpulan
Bimbingan karier, baik sebagai
konsep maupun praktek, merupakan bagian penting dalam keseluruhan program
bimbingan dan konseling atau program pendidikan di sekolah. Layanan bimbingan
konseling didasarkan pada asumsi bahwa semua orang memiliki peluang yang lebih
besar untuk memperoleh keberhasilan dengan melalui pemberian bantuan yang
terencana dan profesional, bimbingan karier pun memandang bahwa setiap orang
memiliki hak untuk menentukan kariernya sendiri.
B. Daftar
pustaka
1. Wibowo,
Mungin Edi. 2005. “Konseling Kelompok Perkembangan”. Semarang: UNNES
Press.
2. Winkel, W.S.
1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia
3. Prayitno.
1995. “Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil)” Jakarta:
Ghalia Indonesia
4. Prayitno dan
Amti, Erman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta
5. Zayiroh.
2007. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Perilaku
Komunikasi Antar Pribadi Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Ungaran Tahun Pelajaran
2006/2007. Skripsi
Comments
Post a Comment